JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Depok bernama Amadea Fahdinda (27) menggambarkan perjalanan perasaannya usai dua orang terkasih, yakni ayah Ferdinandy Wahyudi dan kakeknya Johnny Wahyudi pergi dalam sekali waktu.
Dua orang yang sangat Dea sayangi itu meninggal dunia setelah berjuang melawan virus corona. Johnny mengembuskan napas terakhir pada 1 Juli 2021, sedangkan Ferdinandy pada 14 Juli 2021.
Saat itu, Dea sempat denial, perasaannya berkecamuk mengingat kepergian keduanya dalam jarak waktu yang sangat dekat.
Baca juga: Viral Lagu Sal Priadi, 6 Makam di Tanah Kusir Berhias Bunga Matahari
Dia tidak menampik dan mempertanyakan mengapa virus corona harus datang ke Indonesia lalu merenggut nyawa ayah dan kakeknya.
Apalagi, perasaan kesal memuncak ketika ada beberapa orang yang tidak percaya dengan pandemi Covid-19.
“Ya beratlah intinya. Tapi memang tahun itu tahun terberat sih buat banyak orang. Karena, waktu itu pas Covid-19 varian delta dan Indonesia benar-benar chaos,” kata Dea kepada Kompas.com, Senin (1/7/2024).
Setelah tiga tahun kepergian mereka, kini perasaan anak kedua dari empat bersaudara itu telah masuk ke dalam tahap penerimaan bahwa semuanya merupakan kehendak Tuhan.
Segala hal-hal baik selalu terlintas di pikiran Dea. Dia menganggap bahwa ayah dan kakeknya telah berada di tempat yang jauh lebih baik dari sebelumnya.
“Tapi kalau sekarang, saya sering pikir, bokap sama kakek saya sudah di tempat yang jauh lebih baik, dan sudah enggak sakit-sakit lagi,” ungkap Dea.
Pikiran itu memang Dea selalu terlintas dalam benaknya karena mengingat beberapa waktu sebelum kakek dan ayahnya menghadap Sang Pencipta.
“Karena waktu itu kakek saya meninggalnya kesepian, sendirian di ruang ICU. Kita (keluarga) tahunya opa meninggal pas paginya, dan kayaknya dia sudah meninggal dari dini hari,” kata Dea.
“Kalau bokap kan memang saya melihat langsung di Wisma Atlet, bagaimana dia berjuang dengan oksigen yang terbatas, pasien di situ bener-benar membludak. Jadi, saya lihat sendiri bagaimana sakitnya dia,” ucap Dea.
Baca juga: Kasus Suami Bakar Istri di Tangerang, Adik Pelaku: Sudah Biasa Ribut Sambil Banting Barang
Dia meyakini, siapa pun yang ditinggal pergi oleh orang terkasih, pasti tetap akan menganggapnya seperti mimpi.
“Mau berapa lama pun sudah berlalu ya. Kalau saya ditinggal bokap sampai sekarang, rasanya kayak bokap lagi kerja ke luar kota yang lama,” kata Dea.
Oleh karena itu, dia selalu berkeinginan agar ayah dan kakeknya hadir di mimpinya saat Dea terlelap dalam tidurnya.
Untuk diketahui, beberapa waktu terakhir, lagu “Gala Bunga Matahari” dari penyanyi Salmantyo Ashrizky Priadi alias Sal Priadi viral di media sosial.
Tembang dengan lirik yang sangat emosional itu menggambarkan sebuah rasa rindu seseorang terhadap orang terkasih yang telah menghadap Sang Pencipta.
Melalui unggahan Instagram-nya, Sal Priadi mengajak pendengar untuk berbagi bunga matahari saat tembang "Gala Bunga Matahari" dilantunkan.
"Lain waktu, kalau kalian bawa bunga matahari saat "Gala Bunga Matahari" dimainkan, lihatlah kanan kiri, adakah di antara orang itu sedang menangis atau sedih, mungkin baru saja kehilangan,” tulis Sal Priadi, dikutip Kompas.com, Senin (1/7/2024).
“Kasih bunganya ke dia saja, kenalan, bilang kalau dia enggak sendirian," lanjutnya.
Sal Priadi juga mengajak seseorang jika mempunyai rezeki lebih untuk membeli bunga matahari lalu menaruhnya di atas makam orang tersayang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.