Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKL Enggan Direlokasi, Tukang Jagal Minta Relokasi Dekat Tanah Abang

Kompas.com - 19/07/2013, 14:38 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Di saat pedagang kaki lima (PKL) Tanah Abang sulit dibujuk untuk dipindahkan ke Blok G Pasar Tanah Abang, tukang potong hewan dan pedagang daging kambing minta direlokasi di sekitar Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Sejak PD Dharma Jaya meninggalkan Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Blok G, Tanah Abang, pada 15 Mei 2013, pedagang dan tukang potong hewan memanfaatkan RPH tersebut. Koordinator tukang potong hewan di Blok G, Ali Jawaz, mengatakan akan mengadakan pertemuan dengan Wali Kota Jakarta Pusat Syaefullah mengenai relokasi tukang jagal dan pedagang kamping di tempat tersebut.

"Saya mau diajak rembukan sama Pak Wali setelah tanggal 18 kemarin (Syaefullah) rapat sama Ahok (Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama)," kata Ali kepada Kompas.com, Jumat (19/7/2013).

Tukang potong hewan bukan tidak tahu soal rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menata dan "menghidupkan" transaksi di Blok G. Namun, mereka meminta RPH direlokasi di tempat dekat Pasar Tanah Abang.

"Kalau sudah langganan di sini, kita pindah Cakung, mau enggak dia (pelanggan) pindah? Dia kan memang dagangnya seputaran sini," kata Heri (38), salah seorang pedagang daging kambing. Heri sudah menjadi pedangang daging kambing sejak 1995. Pelanggannya cukup banyak, salah satunya penjual sate kambing Kebon Sirih.

Ali mengatakan, Wali Kota Jakarta Pusat Syaefullah telah menawarkan tiga alternatif lokasi yang bisa digunakan Ali dan pengusaha pemotongan hewan lain. Tiga lokasi tersebut masih di sekitar Tanah Abang.

"Saya mau dikasih, pilihannya di Jalan Sabeni, di bekas bongkaran yang parkiran truk itu, sama di belakang Museum Tekstil," kata Ali.

Menurut Ali, di belakang Museum Tekstil, ada tanah kosong milik sebuah perusahaan swasta. Sementara itu, lokasi yang digunakan parkir truk adalah lahan milik PT KAI. Adapun tanah di Jalan Sabeni milik badan usaha milik daerah PD Pembangunan Sarana Jaya.

RPH di Blok G Tanah Abang memiliki luas 600 meter persegi. Sebelum Blok G direnovasi pada 2004, luasnya 892 meter persegi. RPH tersebut beroperasi setiap hari mulai pukul 03.00 sampai 08.00. Lebih dari 40 ekor kambing dipotong setiap harinya, tidak pernah untuk pemotongan sapi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com