Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Takut Lupa, Basuki Pisah Rekening Dana Operasional dan Pribadi

Kompas.com - 22/07/2013, 16:40 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA.KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama memastikan bahwa dana operasional kepala daerah tidak digunakan untuk keperluan pribadi. Ia menempatkan dana tersebut dalam rekening terpisah dan dapat diawasi.

Jumlah dana operasional kepala daerah DKI Jakarta tahun ini mencapai Rp 26,6 miliar. Jumlah ini lebih besar dibanding dana operasional pada masa Fauzi Bowo, yakni Rp 17,6 miliar.

Basuki menyatakan, tidak ada dana operasional yang digunakan untuk keperluan pribadi. Akuntabilitas dan transparansi dapat dilihat, setidaknya dari dipisahkannya rekening pribadinya dan rekening titipan dana operasional. Selain itu, penempatan di rekening terpisah juga memudahkan pengawasan terhadap penggunaan dana tersebut.

"Kita juga minta uang dari BPKD (Badan Pemeriksa Keuangan Daerah) supaya masuk ke situ, supaya kelihatan. Saya juga takut lupa," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Senin (22/7/2013).

Basuki menyatakan, tidak mengherankan jika kota besar seperti Jakarta memberikan dana operasional kepala daerah bisa sampai dua digit miliar rupiah. Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terus bertambah membuat semuanya mungkin. Menurut Basuki, porsi 0,15 persen dari PAD untuk dana operasional merupakan salah satu cara pemerintah pusat mendorong daerah meningkatkan PAD mereka.

"Kenapa beda dengan Foke? Karena PAD naik, tahun depan ikut naik lagi kan. Itu saja kita enggak pakai 0,15 persen, kita hanya gunakan 0,1 persen," katanya.

Ia menyebutkan, dana Rp 26,6 miliar tersebut sudah cukup besar untuk bantuan sosial dan operasional lainnya. Pembagiannya 40 persen untuk Basuki dan 60 persen untuk Jokowi. Jumlah itu setelah dikurangi Rp 900 juta kali 12 bulan untuk dititipkan di Biro Kerja Sama Daerah (KDH) Pemprov DKI.

Basuki membantah tudingan bahwa dana tersebut dihambur-hamburkan untuk memuaskan hasrat blusukan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Sebaliknya, 80 persen anggaran operasional tersebut dialokasikan untuk bantuan sosial.

Ia menilai pihak-pihak yang seolah menelanjangi anggaran operasional tersebut salah alamat. Basuki menyindir kata "temuan" yang digunakan oleh pihak tersebut. "Itu (temuan) sudah kalimat yang salah. Temuan apa, semua kita buka di website kok," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com