Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selama Tempat Baru Belum Jelas, Tukang Jagal Blok G Tak Akan Pindah

Kompas.com - 10/08/2013, 17:01 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com —
Tukang jagal di Blok G Tanah Abang, Jakarta Pusat, siap menghadapi penertiban yang akan dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Minggu (11/8/2013). Mereka mengaku siap pindah. Namun, selama tempat baru belum jelas, mereka memilih tetap bertahan di tempat yang lama.

Hal ini diungkapkan Koordinator Rumah Jagal Blok G, Ali Djawas. Sayangnya, menurut Ali, sampai detik ini pihaknya belum memperoleh kepastian relokasi sementara untuk usaha jagal.

"Sementara belum dibangun, saya masih di tempat lama," katanya saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (10/8/2013).

Sebelumnya, dua hari sebelum Lebaran, Ali mengaku telah meminta Camat Tanah Abang Hidayatullah untuk dapat melobi Wali Kota Jakarta Pusat agar memperbolehkan lahan milik PT Kereta Api Indonesia sebagai tempat relokasi usaha jagal. Lahan tersebut merupakan lahan bekas bongkaran yang kini digunakan sebagai lapangan parkir truk.

Ali mengatakan, Hidayatullah telah menyampaikan bahwa lahan milik PT KAI tidak bisa dipergunakan. Pasalnya, di lahan itu akan didirikan stasiun berkelas internasional. Oleh karena itu, kecil kemungkinan permintaan Ali akan dipenuhi.

"(Jadi) kita berjaga-jaga (di sini), sampai lokasi yang diminta itu diberikan. Kalau belum diberikan, kita tetap di situ (Blok G)," ungkap Ali.

Ali berharap, kepastian segera diberikan. Pasalnya, menurut Ali, aktivitas pasar akan kembali normal 10 hari pasca-Lebaran. Namun, sebagaimana pusat niaga Tanah Abang dan kantor ekspedisi yang akan kembali ramai pada Senin (19/8/2013), Ali juga memperkirakan rumah jagal juga mulai kebanjiran order pada hari yang sama.

Sebelumnya, Senin (5/8/2013), Saefullah, Hidayatullah, Ali, dan juga tokoh Tanah Abang, Muhammad Yusuf Muhi (Bang Ucu), bermusyawarah soal relokasi rumah jagal. Dari itu disepakati bahwa rumah jagal tetap berada di Tanah Abang untuk sementara waktu. Keputusan lain adalah Saefullah menyerahkan kepada Ali untuk mencari sendiri lokasi sementara yang sesuai dengan kebutuhan para tukang jagal. Ali mengajukan tiga lokasi, yakni lahan milik PT KAI, lahan di Jalan Sabeni, serta lahan belakang Museum Tekstil.

Permintaan terhadap lahan milik PT KAI ditolak. Sementara itu, dari pantauan Kompas.com hingga siang ini, sekitar lima tukang jagal masih duduk-duduk menjaga kantor rumah jagal Blok G. Salah seorang di antaranya mengaku belum bersih-bersih peralatan dan perlengkapan jagal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Diberi Waktu 4,5 Jam untuk Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Diberi Waktu 4,5 Jam untuk Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
159 Warga Terciduk Buang Sampah Lewati Batas Waktu di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

159 Warga Terciduk Buang Sampah Lewati Batas Waktu di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
PAN Kota Bogor Siap Bangun Koalisi Besar, Usung Dedie Rachim Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor

PAN Kota Bogor Siap Bangun Koalisi Besar, Usung Dedie Rachim Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Dharma Pongrekun Kumpulkan 749.298 Dukungan Maju Cagub Independen DKI Jakarta

Dharma Pongrekun Kumpulkan 749.298 Dukungan Maju Cagub Independen DKI Jakarta

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang...

Titik Terang Kasus Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang...

Megapolitan
Kesal Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Saya Pernah Hampir Diseruduk

Kesal Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Saya Pernah Hampir Diseruduk

Megapolitan
Trotoar Matraman Kini, Lebih Banyak Digunakan Pengendara Motor dibanding Pejalan Kaki

Trotoar Matraman Kini, Lebih Banyak Digunakan Pengendara Motor dibanding Pejalan Kaki

Megapolitan
Harga Lelang Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta karena Tak Laku-laku

Harga Lelang Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta karena Tak Laku-laku

Megapolitan
Berkaca dari Pilpres, Bawaslu DKI Evaluasi Perekrutan Panwascam Pilkada 2024

Berkaca dari Pilpres, Bawaslu DKI Evaluasi Perekrutan Panwascam Pilkada 2024

Megapolitan
Tanjung Priok Macet Total Imbas Kebakaran di Terminal Kontainer Cilincing

Tanjung Priok Macet Total Imbas Kebakaran di Terminal Kontainer Cilincing

Megapolitan
Nasib Tukang Tambal Ban yang Diduga Tebar Ranjau, Digeruduk Ojol lalu Diusir Warga

Nasib Tukang Tambal Ban yang Diduga Tebar Ranjau, Digeruduk Ojol lalu Diusir Warga

Megapolitan
Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket yang Ditertibkan, Mungkinkah Terwujud?

Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket yang Ditertibkan, Mungkinkah Terwujud?

Megapolitan
Bawaslu DKI Mulai Rekrut Anggota Panwascam untuk Pilkada DKI 2024

Bawaslu DKI Mulai Rekrut Anggota Panwascam untuk Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Menggantungkan Hidup dari Recehan Pengunjung Minimarket...

Menggantungkan Hidup dari Recehan Pengunjung Minimarket...

Megapolitan
Membaca Kans Ahok Maju Pilkada 2024 hingga Dianggap Patut Diperhitungkan Lawan

Membaca Kans Ahok Maju Pilkada 2024 hingga Dianggap Patut Diperhitungkan Lawan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com