Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hippi: Ribuan Buruh yang Dipecat Tanggung Jawab Jokowi

Kompas.com - 21/08/2013, 19:25 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (Hippi) Sarman Simanjorang menilai Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo turut bertanggung jawab atas pemecatan yang dialami ribuan buruh di Jakarta belum lama ini karena pemecatan itu berlatar belakang kenaikan upah minimum provinsi (UMP), yang notabene ditetapkan Jokowi.

"Ya tanggung jawab Gubernur dong, termasuk nasib pekerja yang di-PHK karena kenaikan UMP," ujar Sarman, Rabu (21/8/2013).

Pada November 2012, Jokowi menetapkan UMP DKI pada 2013 sebesar Rp 2.200.000. Nilai tersebut sedikit di bawah nilai upah yang ditetapkan Dewan Pengupahan DKI, yaitu Rp 2.216.243,68.

Pada Senin (19/8/2013), 60 perusahaan di Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP), Cakung, Jakarta Timur, melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan. Total karyawan yang dipecat mencapai 1.200 orang. Perusahaan memutuskan melakukan PHK karena tak mampu membayar gaji pekerja sesuai UMP DKI 2013.

Ketika dimintai tanggapan soal pemecatan 1.200 karyawan itu pada Senin (19/8/2013), Jokowi mengatakan, "Kalau (perusahaan) enggak sanggup, ya bagaimana? Ya, urusan perusahaan dong."

Pernyataan inilah yang membuat Jokowi dinilai Sarman "cuci tangan". Menurut Sarman, Pemprov DKI harus menciptakan iklim investasi kondusif, misalnya dengan merevisi nilai UMP DKI.

Sarman juga mempertanyakan pernyataan Jokowi pada Selasa (20/8/2013), yaitu bahwa Pemprov DKI berencana menjadikan Jakarta pusat jasa dan perdagangan.

Menurut Sarman, kegiatan ekonomi bidang industri atau padat karya membantu pemerintah mengurangi angka pengangguran karena menyerap tenaga kerja berpendidikan rendah. Jika industri dipindah ke luar Jakarta, lanjut Sarman, DKI akan menghadapi masalah pengangguran.

"Sektor padat karya seperti industri garmen, tekstil, sepatu, harus dijaga. Sektor ini banyak merekrut tenaga kerja pendidikan rendah. Jika padat karya pindah dari Jakarta, maka akan terjadi tingkat pengangguran berpendidikan rendah, Pemprov sulit menyediakan lapangan kerja dan akan jadi ancaman sosial," terang Sarman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

Megapolitan
Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com