Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Museum Nasional Saja Dicolong

Kompas.com - 30/09/2013, 19:57 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com —
Wacana Pemprov DKI agar gedung-gedung di kawasan Sudirman dan Thamrin membongkar pagarnya disambut beragam banyak pihak. Namun, lagi-lagi, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menegaskan bahwa peniadaan pagar di gedung di kawasan tersebut tak akan berdampak pada masalah keamanan.

Basuki justru melihat ada sisi positif dari rencana itu. Ia berpendapat, peniadaan pagar gedung di kawasan Sudirman-Thamrin itu tentunya akan memberi akses mudah bagi pejalan kaki karena tidak dibatasi sekat-sekat. "Itu makanya kita mesti buka kios 24 jam, ada CCTV juga. Kalau rame kan malah jadi aman," kata Basuki di Balaikota DKI Jakarta, Senin (30/9/2013).

Jika alasan keberatannya soal keamanan, menurut Basuki, hal tersebut tak mendasar. Ia kemudian memberi contoh pada Museum Nasional, di Jakarta Pusat, yang digemparkan dengan hilangnya artefak berharga beberapa waktu lalu. Meski sudah dijaga, Museum Nasional tetap saja dibobol maling. 

Basuki juga memberi contoh soal kasus kebakaran yang merenggut nyawa penghuninya.  Banyak pemilik rumah yang memasang teralis demi keamanan. Namun, nyatanya, banyak juga korban kebakaran yang nyawanya terenggut lantaran terjebak di dalam rumah yang memiliki teralis. "Jadi, memang bukan jaminan," katanya. 

Basuki menjelaskan bahwa rencana pembongkaran pagar gedung yang berada di Sudirman-Thamrin tidak semua akan dibongkar. Ia menjelaskan yang dimaksudkan adalah pagar atau tembok antargedung atau bagian belakang gedung dengan bagian depannya yang berdiri dan menghalangi orang untuk lewat dari arah belakang menuju depan gedung.

"Bukan depan, saya bilang antargedung kan ada tembok, belakang ada tembok, kamu enggak bisa lewat kan, kenapa enggak dibuka. Coba antargedung tidak ada pagar, orang jalan kan lebih gampang," ujar Basuki.

Selain itu, masalah demikian juga bukan cuma terjadi di Sudirman-Thamrin, pada tempat lain seperti kawasan Casablanca, Ratu Plaza dan Plaza Senayan yang tidak mampu dilewati pejalan kaki. Namun, Basuki menyatakan pagar untuk kedutaan besar asing tidak termasuk dalam rencana peniadaan pagar tersebut.

"Bukan berarti minta bongkar kedutaan, mana bisa bongkar kedutaan, negara dia kok. Tapi, untuk hal-hal yang bisa, ya kita harus bongkar," kata Basuki.

Basuki mengaku optimistis program Pemprov DKI Jakarta ini berjalan baik. Ke depan, diharapkan tersedia jalur pedestrian bagi para pejalan kaki tanpa harus terkendala mengenai akses.

"Optimistis, Sudirman-Thamrin dulu minta ngalah lebar juga ngalah. Mundur pagar kan sama, orang kita enggak minta tanahnya kok," cetus Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com