Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Jakarta Marathon 2013 Dimulai sejak Subuh?

Kompas.com - 26/10/2013, 20:40 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggelar Jakarta Marathon 2013. Lomba lari sejauh 42,195 kilometer ini akan diikuti oleh sekitar 10.000 pelari dari berbagai negara.

Mereka akan mulai berlari pada pukul 05.00 WIB pagi. Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda DKI Jakarta Ratiyono memiliki alasan mengapa para pelari elite nasional dan internasional mulai berlari di waktu Subuh.

"Para pelari ini akan dihadapkan faktor cuaca. Saat ini cuaca Jakarta masuk masa peralihan dari panas ke hujan dan udaranya cenderung kering," kata Ratiyono, di Monas, Jakarta, Sabtu (26/10/2013).

Hal tersebut menjadi kelemahan para pelari mancanegara yang terbiasa dengan suhu sedang. Inilah yang menjadi salah satu alasan, mengapa lomba lari tersebut dimulai pukul 05.00 WIB pagi.

Waktu tempuh para pelari internasional ini diperkirakan sekitar 90-120 menit. Sehingga, pada pukul 06.30 WIB atau maksimal pukul 07.00 WIB, pelari elite internasional itu telah mencapai garis finish.

Saat itu, kata dia, suhunya masih dalam tahap standar suhu yang biasa mereka rasakan. Hanya saja, ia mengakui, kelembaban udara di Jakarta bisa turun drastis pada jam-jam itu sehingga terasa kering. Perubahan suhu udara ini bisa mempengaruhi stamina pelari.

Di samping itu, satu hal yang menjadi masalah adalah para pelari pemula yang berani mengambil lari jarak jauh ini. Sehingga, ia mengimbau kepada para pelari pemula untuk bisa mengukur kemampuan masing-masing, dan tidak memaksakan diri.

"Karena waktu tempuh mereka diperkirakan 5 jam sampai 7 jam," katanya.

Tak mengherankan apabila Jakarta Marathon 2013 ini diminati oleh para pelari dari seluruh penjuru dunia. Bagaimana tidak? Mereka, para pemenang akan mendapatkan hadiah yang cukup menggiurkan.

Pemprov DKI saja menyumbang sebanyak Rp 2 miliar dan Rp 480 juta untuk total hadiah. Pemenang pelari dari Indonesia akan mendapatkan 5.000 dolar AS. Sedangkan pelari elite internasional akan mendapatkan hadiah sebesar 40.000 Dolar Amerika.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Unjuk Rasa Solidaritas Palestina di Kedubes AS, Massa Serukan Pembebasan Perempuan

Unjuk Rasa Solidaritas Palestina di Kedubes AS, Massa Serukan Pembebasan Perempuan

Megapolitan
8 Mobil Mewah Disita Polisi Terkait Kasus Pelat Palsu DPR, Ada Tesla, Lexus, dan Mercy

8 Mobil Mewah Disita Polisi Terkait Kasus Pelat Palsu DPR, Ada Tesla, Lexus, dan Mercy

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Ketua RW di Cilincing Usir Paksa 'Debt Collector' yang Mangkal di Wilayahnya | Cerita Penumpang MRT Saat Detik-detik Besi Ribar Jatuh ke Lintasan Kereta

[POPULER JABODETABEK] Ketua RW di Cilincing Usir Paksa "Debt Collector" yang Mangkal di Wilayahnya | Cerita Penumpang MRT Saat Detik-detik Besi Ribar Jatuh ke Lintasan Kereta

Megapolitan
Polisi Tangkap 6 Orang Terkait Penggunaan Pelat Palsu DPR, Salah Satunya Pengacara

Polisi Tangkap 6 Orang Terkait Penggunaan Pelat Palsu DPR, Salah Satunya Pengacara

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 1 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 1 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam Ini Cerah Berawan

Megapolitan
Polisi Sebut Penjual Video Porno Anak di Telegram Tak Memiliki Kelainan Seksual

Polisi Sebut Penjual Video Porno Anak di Telegram Tak Memiliki Kelainan Seksual

Megapolitan
Air PAM di Koja Sudah Tidak Asin dan Berminyak

Air PAM di Koja Sudah Tidak Asin dan Berminyak

Megapolitan
Umat Lintas Agama Ikut Unjuk Rasa Solidaritas Palestina di Kedubes AS

Umat Lintas Agama Ikut Unjuk Rasa Solidaritas Palestina di Kedubes AS

Megapolitan
Besi Ribar Jatuh ke Rel, MRT Jakarta: Struktur Crane Dibangun Tanpa Koordinasi

Besi Ribar Jatuh ke Rel, MRT Jakarta: Struktur Crane Dibangun Tanpa Koordinasi

Megapolitan
Relawan: Ada 7 Partai yang Mendekati Sudirman Said untuk Maju di Pilkada DKI 2024

Relawan: Ada 7 Partai yang Mendekati Sudirman Said untuk Maju di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Cerita Olivina Dengar Suara Drone Saat Berkomunikasi dengan Temannya di Rafah Palestina

Cerita Olivina Dengar Suara Drone Saat Berkomunikasi dengan Temannya di Rafah Palestina

Megapolitan
Massa Sempat Cekcok dengan Polisi Usai Kibarkan Bendera Palestina di Depan Kedubes AS

Massa Sempat Cekcok dengan Polisi Usai Kibarkan Bendera Palestina di Depan Kedubes AS

Megapolitan
Massa di Depan Kedubes AS Mulai Bubar, Lampu Jalan Padam

Massa di Depan Kedubes AS Mulai Bubar, Lampu Jalan Padam

Megapolitan
Material Besi Jatuh di Stasiun MRT ASEAN dan Blok M, Hutama Karya Gerak Cepat Lakukan Evakuasi

Material Besi Jatuh di Stasiun MRT ASEAN dan Blok M, Hutama Karya Gerak Cepat Lakukan Evakuasi

Megapolitan
DPW PKS Masih Menunggu Keputusan DPP untuk Usung Anies di Pilkada DKI 2024

DPW PKS Masih Menunggu Keputusan DPP untuk Usung Anies di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com