Warti yang sehari-harinya bekerja sebagai tukang sapu jalanan di bilangan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, mengaku tidak mengetahui jika rumahnya di bantaran Waduk Ria Rio dibongkar oleh satpol PP, Sabtu (30/11/2013) kemarin.
Warti mengaku salah menangkap apa yang disampaikan ketua RT kepada dirinya pada Kamis (29/11/2013) lalu. Saat itu, Pak RT menyampaikan agar dirinya bertahan di Waduk Ria Rio karena akan segera ditertibkan.
"Saya kira mah disuruh bertahan karena masih lama dibongkarnya, eh ternyata maksudnya bertahan karena mau dibongkar," ujar Warti kepada Kompas.com, Minggu (1/12/2013).
Saat pembongkaran, ia baru saja pulang bekerja. Dalam kondisi lelah, ia harus membereskan perabotan serta pakaian miliknya karena di depan rumah sudah ada ratusan Satpol PP yang menjaga untuk membongkar rumahnya yang berada di atas lahan sengketa.
Awalnya, perempuan asal Pemalang, Jawa Tengah, tersebut mengaku bingung akan pindah ke mana, karena belum mendapatkan unit rusun di Pinus Elok. Dia sempat berniat tinggal di truk sampah kantornya. Namun, karena bau sampah yang sangat menyengat, ia menghubungi temannya yang juga tinggal tidak jauh dari rumahnya.
Setelah mendengar ceritanya, ia bersama anak dan cucunya segera berkemas untuk tinggal di rumah temannya tersebut. Warti sangat berharap mendapatkan satu unit rusun di Pinus Elok, karena selain dirinya memiliki KK Jakarta juga karena dirinya bekerja di Dinas Kebersihan sebagai tukang sapu jalanan.
"Saya nanti hari Selasa mau ke kecamatan minta unit rusun. Kelewatan saja kalau saya enggak dikasih, saya kan petugas DKI juga," ucap Warti.
Penertiban 285 Kepala Keluarga di bantaran Waduk Ria Rio pada Sabtu (30/11/2013) kemarin. Saat ini, Minggu (1/12/2013), masih ada sekitar 30 Kepala Keluarga yang berada di tempat pengungsian karena belum mendapatkan unit rusun di Pinus Elok ataupun tempat tinggal lainnya.
Mereka mengaku tidak mendapatkan surat peringatan sehingga diberi kesempatan untuk dapat mendaftar kembali pada Selasa (3/12/2013) lusa untuk mendapatkan unit rusun di Pinus Elok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.