Kepala Satuan Pamong Praja Jakarta Timur, Syahdonan mengatakan sejauh ini penertiban dilakukan terhadap tempat tinggal 285 Kepala Keluarga. "Hari ini tahap pasca, menjaga lokasi, dan antisipasi warga yang mau pindah disediakan 13 truk," ujar Syahdonan di lokasi pembongkarn, Minggu (1/12/2013).
Syahdonan mengatakan, tidak ada perlawanan warga dalam pembongkaran itu. "Sudah sosialisasi 5 kali, terus surat peringatan, dan pemberitahuan terakhir sudah dari 3 hari yang lalu yaitu pada tanggal 27 November 2013," jelasnya.
Sementara itu, Romlah (46) salah satu warga yang masih bertahan di tenda pengungsian, mengaku dirinya belum mendapatkan surat peringatan. Romlah yang sehari-harinya berjualan nasi rames di bilangan Cempaka Mas, Jakarta Pusat menyayangkan tidak adanya surat pemberitahuan, karena bila memang ada ia juga akan cepat mencari kontrakan untuk dapat segera pindah.
"Kalau dikasih tahu seminggu sebelumnya, saya langsung pindah namanya juga tanah sengketa, tahu sendiri sekarang susah cari kontrakan," ujar Romlah yang merupakan warga Rt 05/ 05, Pedongkelan, Kayu Putih , Jakarta Timur.
Hal senada juga diungkapkan Taufiq (52). Ia sebenarnya sudah membayar uang muka kontrakan sejak bulan Juni, namun karena tidak kunjung digusur sehingga uang panjar yang ia bayarkan hangus begitu saja.
"Waktu isu mau digusur, saya langsung cari kontrakan, tapi enggak digusur-gusur, ya mending bertahan saja di rumah sendiri. Sekarang malah main digusur saja," ujarnya dengan nada kesal.
Pantauan Kompas.com pada Minggu pagi sudah tidak ada lagi bangunan yang dibongkar, hanya masih ada satu bangunan berwarna hijau kiri jalan raya, yang merupakan Posko salah satu ormas betawi (FBR) yang dimanfaatkan warga untuk mengungsi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.