Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PNS RS Prof Dr Sulianti Saroso Ancam Mogok Kerja

Kompas.com - 31/12/2013, 14:44 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Puluhan pegawai negeri sipil (PNS) Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara, mengancam mogok kerja. Mereka menuntut renumerasi PNS yang belum mereka terima.

Koordinator aksi, dr. Abdul Aziz, mengatakan, aksi ini adalah bentuk kekecewaan karyawan karena selama ini tuntutan mengenai remunerasi tidak pernah direspons positif oleh pihak manajemen rumah sakit. Padahal, sudah jelas di Perpres 81 Tahun 2010 dan Permenkes 83 Tahun 2010 tentang pemberian renumerasi kepada dokter yang berstatus PNS.

Renumerasi PNS adalah pemberian tunjangan kinerja kepada pegawai didasarkan kepada jabatan dan kelas jabatan. Nilai dan kelas suatu jabatan digunakan untuk menentukan besaran gaji yang adil dan layak selaras dengan beban pekerjaan dan tanggung jawab jabatan tersebut yang diperoleh atau ditetapkan melalui proses yang disebut Evaluasi Jabatan.

Aziz menegaskan, renumerasi pusat sudah menjadi harga mati untuk kesejahteraan pegawai, karena sejak diubah status menjadi Badan Layanan Umum (BLU) di tahun 2007, sampai saat ini karyawan tidak mendapatkan haknya tersebut.

Para PNS tersebut mengancam akan terus melakukan demo. Mereka juga akan membentuk tim yang akan mengevaluasi dan menyampaikan kepada direksi untuk memperjuangkan hak karyawan di Kemenkes. Jika tidak dipenuhi juga, mereka mengancam akan menempuh jalur hukum.

"Kita akan tunggu dan kita akan minta jadwal itu mana pembicaraan direksi ini kepada kementerian kesehatan untuk memperjuangkan aspirasi karyawan," ujar Aziz, Selasa (31/12/2013).

Aksi ini diikuti oleh semua unsur karyawan, mulai dari pelayanan, sarana prasarana, penunjang, dari administrasi, perawat, reka medis. Meski begitu, pelayanan rumah sakit tidak terganggu dan berjalan seperti biasa, tidak terganggu aksi demo.

Menanggapi tuntutan itu, Direktur pelayanan RSPI Prof. Dr. Sulianto Saroso, dr Rita Rogaya mengatakan, dengan adanya Perpres 81 Tahun 2010, menetapkan RSPI Prof Dr Sulianto Saroso itu BLU, sudah dikatakan BLU tidak bisa lagi memberikan renumerasi kelembagaan.

"Mereka sebenarnya masih mengharapkan kami masih bisa ikut renumerasi di kelembagaan, jadi ini yang akan kami perjuangkan dalam kelembagaan tersebut," ujarnya.

Ia juga mengatakan, para karyawan boleh menganspirasikan kekecewaanya, namun jangan sampai pelayanan tidak terganggu. "Mereka masih bisa membagi antara aksi dan pelayanan," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com