"Kami melihat ke TKP untuk mengetahui apa yang terjadi. Penggereban tidak pernah ideal. Situasi, waktu, tempat, mereka adalah orang yang berani mati, dan mematikan juga," ujar Adrianus di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (2/1/2014).
Dalam kesempatan tersebut, Kompolnas menyarankan agar dalam penggerebekan teroris selanjutnya, Polri bisa menggunakan alat thermal atau pendeteksi suhu panas tubuh, "Jadi menggunakan pendeteksi suhu tubuh, kemudian dibidik, tidak perlu sampai 6 jam, setidaknya bisa jadi pelajaran.
Menurutnya Presiden dan pejabat Polri juga sudah mengetahui intensitas ancaman keamanan sejak awal Desember. Namun ia juga menyayangkan bahwa ada anggota polri yang terkena tembakan di kaki saat penggerebekan sehingga harus dilarikan ke RS Pondok Indah,
"Sebenarnya hal itu malah memecah konsentrasi," tambahnya.
Kompolnas juga tidak setuju jika Polri bersedia menanggung kerusakan pada rumah yang digerebek karena seharusnya negara yang menanggung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.