Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terminal Lebak Bulus Akan Ditutup 15 Januari

Kompas.com - 09/01/2014, 09:09 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Terminal bus antarkota antarprovinsi (AKAP) Lebak Bulus, Jakarta Selatan, dipastikan jadi ditutup. Berdasarkan jadwal pembangunan oleh PT Mass Rapid Transit (MRT), batas penutupan ialah 15 Januari 2014.

Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami mengatakan, sambil menunggu waktu penutupan, pihaknya akan mengerjakan pagar yang mengelilingi terminal tersebut. Pengerjaan pagar itu pun diperkirakan memakan waktu sekitar enam bulan lamanya.

"Sesuai jadwal, pertengahan Januari ditutup. Sambil kita pasang pagar, tahapannya merelokasi utilitas yang ada di dalam terminal. Proses itu sampai Maret 2014," ujarnya, Rabu (8/1/2014).

Pada Februari hingga April 2014, lanjut Dono, pihaknya baru akan merobohkan bangunan fisik terminal tersebut. Adapun pembangunan dipo MRT baru akan dimulai April hingga Agustus 2014. Proses berlanjut dengan perobohan Stadion Lebak Bulus.

Sosialisasi jadi kunci

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo berharap Dinas Perhubungan DKI Jakarta mengoptimalkan sosialisasi kepada pihak-pihak yang menolak penutupan terminal tersebut. Ia tak ingin pembangunan megaproyek MRT yang merupakan kepentingan orang banyak gagal hanya lantaran mendapat penolakan dari segelintir orang.

"Yang menolak itu sopir, kernet, calo, pegawai tiket PO, PKL, asongan, kuli panggul, ormas, preman, tukang parkir. Kalau dulu sosialisasinya bener, beres, ndak mungkin melawan kan," ujarnya.

Hanya mengakomodasi PKL dan pegawai PO

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono manampik pihaknya tidak beres dalam bekerja menyosialisasikan penutupan terminal. Tetapi, apa daya, para penghuni terminal memang menolak sehingga penutupan ditunda lantaran ngeri menimbulkan gesekan.

Kini, pihaknya masih melakukan komunikasi dengan para penolak. Pristono memastikan, dari sekian banyak pihak yang disebutkan Gubernur, pihaknya hanya mengakomodasi dua pihak, yakni PKL dan pegawai PO.

Untuk PKL, diberikan tempat relokasi di Muria Dalam. Sementara pegawai PO, Dishub meminta perusahaannya untuk memindahkan yang bersangkutan ke terminal lain dan tak dipecat.

"Itu yang resmi ya. Yang lain kan ilegal. Pokoknya kita laksanakan apa pun supaya terminal benar-benar ditutup," tegas Pristono.

Penutupan Terminal AKAP Lebak Bulus demi pembangunan MRT mendapatkan penolakan. Sejak 1 Januari hingga 7 Januari 2014 lalu, sejumlah penghuni terminal berunjuk rasa menuntut penundaan penutupan terminal hingga setelah hari raya Idul Fitri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Megapolitan
Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Megapolitan
Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com