Richard (36), salah seorang warga Bekasi pengguna setia KRL mengaku sadar bahwa angkot dilarang untuk menaikkan dan menurunkan penumpang di depan stasiun. Namun, justru angkutan umum tersebut yang membuat pengguna kereta merasa praktis dan nyaman.
"Masa harus jalan satu kilometer dulu hanya untuk sekedar turun dari bus, terus ke stasiun," ujarnya saat ditemui Kompas.com, Selasa (4/2/2014) sore.
Hal senada juga disampaikan Burhan (54). Menurut dia, alangkah baiknya jika tepat di depan Stasiun Sudirman, dibangun lagi sebuah halte Transjakarta.
"Kalau ada halte depan sini kan, kita enggak perlu lagi jauh jalan kalau turun dari kereta. Jadi harus ada solusi dari larangan itu," harap warga asal Depok ini.
Pantauan Kompas.com, sebenarnya tepat di depan pintu keluar Stasiun Sudirman sudah dipasangi pagar pembatas yang membentang hingga ke arah Halte Dukuh Atas. Hal itu bertujuan agar warga tidak bisa naik angkot tepat di depan stasiun karena Kopaja atau Metromini yang ngetem di titik tersebut sering menyebabkan kemacetan di Jalan Sudirman, terutama pada pagi dan sore hari. Namun, pagar pembatas tak juga efektif untuk mencegah.
Dengan memanfaatkan celah yang ada di pagar tersebut, orang dengan leluasa keluar masuk dan angkot pun tetap dengan bebas menaik turunkan penumpang. Adapun angkutan umum yang rutin ngetem di depan Stasiun Sudirman adalah Metromini 640 dan Kopaja P15.