Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pindah ke Rusun Marunda, Warga Eks Waduk Pluit Terjerat Rentenir

Kompas.com - 19/04/2014, 15:53 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah warga relokasi eks Waduk Pluit, Penjaringan, mengeluhkan jeratan utang para rentenir semenjak pindah ke Rusun Marunda. Mereka terjerat utang yang ditawarkan rentenir, atau biasa disebut bank keliling, untuk memulai usaha mereka di Rusun Marunda.

Salah seorang warga Cluster C Rusun Marunda, Cilincing, Prayitno (34), mengaku terpaksa berutang kepada bank keliling karena dia kesulitan mencari modal untuk memulai usaha.

"Dua bulan setelah direlokasi, saya buka warung pecel lele. Untuk menambah modal, pinjam dari bank keliling sebesar Rp 500.000 dengan perjanjian membayar setiap hari Rp 25.000 selama satu bulan," ujarnya di Rusun Marunda, Sabtu (19/4/2014).

Namun bukannya mendapat untung, ia justru terjerat utang dan kembali harus meminjam untuk dapat melanjutkan usahanya. Bahkan, sampai kini ia masih terus berutang kepada rentenir tersebut.

"Mau bagaimana lagi, memang sampai sekarang kita tidak dapat bantuan modal. Terpaksa deh minjam dari bank keliling. Sampai sekarang saya masih berutang Rp 500.000," ucapnya.

Ela (42), warga lainnya, mengungkapkan hal yang sama. Saat ini ia masih memiliki utang pada bank keliling. Sejak direlokasi dari Muara Baru ke Cluster C Rusun Marunda, ia membuka usaha kecil-kecilan berupa warung kelontong.

"Saya awalnya minjem Rp 500.000, tetapi terpaksa berutang lagi dan sampai sekarang belum lunas. Bagaimana mau lunas, lah warung saya saja rata-rata penghasilan kotor per harinya Rp 50.000-an, dipotong angsuran Rp 25.000," keluhnya.

Minimnya penghasilan dan beban membayar pinjaman dari bank keliling tersebut dirasa berat olehnya. Saat ini penghasilan keluarga hanya dari warung tersebut, sedangkan suami Ela yang terserang penyakit diabetes tidak dapat mencari nafkah.

"Kalau ada semacam koperasi simpan pinjam pasti sangat meringankan kita karena kan bunganya tidak besar," ucapnya.

Sementara itu, Wali Kota Jakarta Utara Heru Budi Hartono mengakui bahwa sejumlah warga relokasi di Rusunawa Marunda sudah melaporkan bahwa mereka terjerat bunga rentenir. Pihaknya akan memfasilitasi warga untuk membentuk koperasi simpan pinjam sehingga mereka yang menjalankan usaha mikro tidak terjerat rentenir.

"Untuk permodalan, kita akan coba untuk minta dukungan dari beberapa bank pemerintah. Selain itu, kita akan bantu dengan pelatihan keterampilan sehingga mereka bisa membuka usaha baru seperti ternak lele atau pertanian," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com