Sabtu (19/4/2014) siang, lokasi itu tiba-tiba tergenang luapan air Kali Grogol setinggi pinggang orang dewasa. Ratusan kendaraan diterpa arus deras air yang meluap sehingga jalan terputus. ”Yang menjaga pompa terlamblat datang karena peristiwanya mendadak. Mereka enggak menerima panggilan siaga satu,” kata Camat Grogol Petamburan Deni Ramdani, Minggu (20/4/2014).
Genangan air terjadi pada Sabtu dari pukul 15.00 sampai pukul 20.00. Ratusan pengemudi yang hendak menuju Mal Citraland, Central Park, dan Mal Taman Anggrek terjebak kemacetan. Air pun masuk ke mobil mereka. Antrean penumpang bus memanjang di beberapa halte bus. Sebab, bus transJakarta, APTB, dan BKTP tak bisa bergerak.
Kanit Turjawali Polres Metro Jakbar Ajun Komisaris Hari Admoko mengatakan, air meluap karena mesin pompa di Kali Grogol tak berfungsi. ”Air dari tanggul menggenangi badan jalan. Jika pompa tidak berfungsi, ya, begini jadinya,” ujarnya.
Operator pompa air di Jalan Kyai Tapa, Nanda, menjelaskan, ketika genangan terjadi, mesin pompa yang mengandalkan aliran listrik tak bisa bekerja karena listrik padam.
”Idealnya mesin pompa didampingi genset,” kata Nanda. Ia belum melihat manfaat ditinggikannya tanggul dan kolam penampungan di Kali Grogol.
”Nyatanya sama saja, tuh. Tidak lebih baik daripada sebelum ada peninggian tanggul dan dibangun kolam penampungan,” kata Nanda.
Ia lalu menjelaskan, ada tiga mesin pompa air berkapasitas masing-masing 2.500 liter per detik. Kehadiran ketiga mesin pompa air ini belum mampu mengembalikan luapan air di jalan ke Kali Grogol.
Kasudin PU Tata Air Jakbar Pamuji yang dihubungi berkali-kali tidak mengangkat telepon selulernya. Dia adalah penggagas dan pelaksana peninggian tanggul setinggi 1,5 meter sepanjang 400 meter. Dia pula yang membangun kolam penampungan sementara sedalam 2-3 meter dengan lebar 3 meter x 6 meter. Peninggian tanggul dan kolam penampungan selesai dibangun pada Maret lalu.
Kasi Pemeliharaan Sudin PU Tata Air Jakbar Amir Pangaribuan pun membantah pendapat Nanda. ”Bukan karena peninggian tanggul dan pembangunan kolam penampungan yang tidak efektif, melainkan karena curah hujan yang kuat dan lama,” ujarnya. (WIN)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.