Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Secercah Harapan dari Ahok untuk CPNS DKI yang Jujur

Kompas.com - 06/05/2014, 07:55 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan, pihaknya akan mengecek apakah ada tenaga honorer yang surat keterangan honorernya sudah sesuai aturan, yaitu dikeluarkan oleh gubernur, sekretaris daerah, dan kepala SKPD, dan lulus tes CPNS tetapi tidak diproses.

"Kalau yang demikian, ya tidak boleh dibatalkan," kata Ahok di Balaikota DKI Jakarta, Senin (5/5/2014).

Lain lagi bagi mereka yang kedapatan memalsukan Surat Keputusan Honor (SKH), kata Ahok, tetap harus dicoret dan dibatalkan. Ahok menambahkan, orang-orang yang tidak berkompeten dan sengaja melanggar peraturan, sudah selayaknya tidak diberi tempat di lingkungan Pemprov DKI Jakarta.

"Kalau melakukan kecurangan ya harus ditindak, yakni dicoret. Masih untung tidak kita bawa ke ranah pidana," kata Ahok.

Ahok menegaskan, tidak ada toleransi bagi CPNS honorer yang menggunakan SKH tak sah alias palsu. Bila mereka dikasihani, kata Ahok, maka sampai kapan pun permasalahan birokrasi di DKI Jakarta tidak akan pernah selesai.

Ahok mengatakan, pelanggar aturan akan mengeluh dan merasa dizalimi. "Kalau yang seperti itu diakomodasi, sampai kapan pun yang seperti itu akan terus beranak-pinak. Mereka kan tidak memenuhi syarat, kalau semuanya diterima ya susah juga kita," tuturnya.

Seperti diberitakan, ratusan pegawai honorer di lingkungan Pemprov DKI Jakarta resah karena tak kunjung diangkat menjadi PNS meski mereka sudah lulus tes CPNS Kategori II sesuai daftar kelulusan yang ditandatangani Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu.

SA bersama 121 rekannya yang juga lolos tes CPNS terancam gagal jadi PNS. Penyebabnya, SKH SA dianggap cacat administratif alias tak sah. SA dan rekan-rekannya kini stres berat karena harus menyandang malu terhadap keluarga dan para tetangganya.

Kesalahan bersama

Peneliti Indonesian Corruption Watch (ICW) Febri Hendri mengatakan, masalah pengangkatan pegawai honorer di Jakarta ini termasuk dilematik. Menurutnya, semua pihak yang terlibat salah. Pemprov DKI salah karena tidak memperhatikan pegawai honorernya. Itu kelihatan dari seorang pegawai yang bekerja dari tahun 1997 tapi baru dikasih SKH tahun 2007. "Parah sekali," kata Hendri.

Sementara itu, para pegawai honorer juga salah karena tak peduli pada SKH. Makanya, kata Hendri, hal tersebut kesalahan bersama. Tambah lagi, kata dia, muncul pemalsuan SKH di mana-mana, yang menambah runyam urusan CPNS DKI.

Kalau sudah begini, lanjut dia, jalan satu-satunya adalah membersihkan semuanya. Artinya, Pemprov DKI harus melakukan pengecekan ulang. Mereka yang terbukti memalsukan SKH harus gugur.

"Tapi memang jadi kasihan ketika ada pegawai honorer sudah lama bekerja, tapi baru dibuatkan SKH saat validasi pegawai honorer K2 tahun 2010," katanya.

Dalam aturan, sebut Hendri, memang tidak boleh. Akan tetapi sebenarnya, hal itu bisa diatasi jika ada surat pertanggungjawaban mutlak. Artinya, dinas terkait harus bisa mempertanggungjawabkan pegawai tenaga honorer yang mereka berikan SKH.

"Tentu saja hal itu harus dibuktikan. Misalnya dengan absensi pegawai honorer tersebut. Apabila sudah ada dari tahun 2003, ya berarti boleh saja dikeluarkan SKH tahun 2005. Harus ada keringanan dan kebijaksanaan dari dinas. Kita lihat saja bagaimana BKD menyelesaikannya," ucapnya. (sab/ote)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Megapolitan
Sejumlah Angkot di Tanjung Priok Diremajakan demi Bisa Gabung Jaklingko

Sejumlah Angkot di Tanjung Priok Diremajakan demi Bisa Gabung Jaklingko

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Megapolitan
Jukir Liar di Jakarta Sulit Diberantas, 'Bekingan' Terlalu Kuat hingga Bisnis yang Sangat Cuan

Jukir Liar di Jakarta Sulit Diberantas, "Bekingan" Terlalu Kuat hingga Bisnis yang Sangat Cuan

Megapolitan
Asal-usul Pesawat Jatuh di BSD, Milik Anggota Indonesia Flying Club yang Ingin Survei Landasan

Asal-usul Pesawat Jatuh di BSD, Milik Anggota Indonesia Flying Club yang Ingin Survei Landasan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 21 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 21 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

Megapolitan
Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com