Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merasa Jadi Korban Juga, JIS Berargumen soal Desakan Penutupannya

Kompas.com - 07/05/2014, 06:27 WIB
Fitri Prawitasari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Desakan penutupan sekolah internasional JIS di Jakarta Selatan terkait mencuatnya kasus kekerasan seksual terhadap siswa dianggap tak bijak. Langkah itu dianggap akan memangkas akses pendidikan. Dalam kasus kekerasan seksual itu, JIS menempatkan diri sebagai korban juga.

"Kita lihat secara bijak, apakah mereka mau mematikan sekolah kalau sekolah ini ditutup," kata kuasa hukum JIS, Arry Ponto, Selasa (6/5/2014). Dia berkilah, sekolah, tanpa mengecualikan JIS, merupakan lembaga pendidikan yang dibutuhkan masyarakat.

Bila sekolah ditutup, ujar Arry, salah satu sumber pengetahuan bagi masyarakat akan hilang. Sebagai institusi pendidikan, lanjut dia, JIS juga tak menyangka akan ada kejahatan seksual di lingkungannya.

"JIS itu lembaga pendidikan, bukan lembaga preman. Tentu pertama mereka kaget karena mereka orang-orang yang terdidik tidak terbiasa dengan hal (kejahatan) seperti itu, dan tidak tahu ada pihak seperti itu," kilah Arry.

Arry pun menegaskan, dalam peristiwa kejahatan di dalam lingkungan sekolah itu, JIS juga adalah korban. JIS, kata dia, tak pernah pula melakukan pembiaran hal buruk menimpa siswanya. "Tidak ada satu lembaga pendidikan pun yang mendorong terjadinya hal itu. Kami ingin anak-anak berada di dalam sekolah dengan aman."

Seperti diberitakan sebelumnya, AK (6), siswa Taman Kanak-kanak JIS, mengalami pelecehan seksual di toilet sekolah itu. Polisi telah menahan lima orang tersangka yang merupakan petugas kebersihan alih daya. Selain ada tindak kejahatan seksual ini, TK JIS juga diketahui tidak memiliki izin penyelenggaraan sekolah.

Hingga saat ini, polisi masih memproses secara hukum tindak pidana ini dengan memeriksa pihak sekolah, termasuk seluruh pekerja alih daya, guru, dan kepala sekolah. Hal itu dilakukan untuk mendalami kemungkinan adanya korban dan tersangka lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com