Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penganiaya Renggo Tetap Bisa Sekolah dan Ikut UN

Kompas.com - 07/05/2014, 09:44 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pelajar SD 09 Pagi Makasar Jakarta Timur berinisial SY (13) harus bersiap berhadapan dengan hukum karena menganiaya adik kelasnya, Renggo Khadafi (11). Meski demikian, SY tetap mendapat fasilitas untuk mendapat pendidikan dan mengikuti ujian nasional.

"SY masih tetap ikut belajar di sekolah ini," kata Kepala Suku Dinas Pendidikan Dasar Jakarta Timur Nasrudin, saat dijumpai di sekolah tersebut, Selasa (6/5/2014). Dia pun memastikan SY tetap akan mengikuti ujian sekolah berstandar daerah, nama yang dipakai sekarang untuk ujian nasional tingkat SD. SY adalah siswa kelas VI dari SD 09 Pagi Makasar.

Nasrudin mengakui, keputusan tetap memberikan kesempatan belajar bagi SY juga berdasarkan  instruksi dari Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. "Gubernur juga sudah menginstruksikan supaya dia (SY) ikut belajar, karena UN (SD) tinggal 12 hari lagi tanggal 18 Mei nanti," ujar Nasrudin.

Hanya, kata Nasrudin, Dinas Pendidikan DKI sedang berupaya menentukan mekanisme dan lokasi pelaksanaan UN bagi SY. Koordinasi dengan kepolisian juga akan dilibatkan dalam hal ini. "Kami memberikan kesempatan pada SY untuk tetap mengikuti UN. Karena ini hak dia sebagai siswa dan menyangkut masa depan anak tersebut," ujar Nasrudin.

Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Timur Komisaris Besar Mulyadi Kaharni menyatakan, kepolisian belum berencana menahan SY. "Tidak kami tahan," ujar Mulyadi dalam kesempatan yang sama.

Belum ada penahanan untuk SY, kata Mulyadi, menggunakan pertimbangan usia SY masih di bawah umur. Menggunakan pertimbangan itu, kata dia, kepolisian berkoordinasi pula dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia dan instansi lain dalam menangani kasus tersebut.

"Tentu saja, imbuh Mulyadi, tidak ada penahanan untuk SY yang bertentangan dengan keinginan keluarga Renggo. "Ya pastilah (ada tuntutan menahan SY). Tapi, kami sudah jelaskan (kepada keluarga Renggo)," ujarnya.

Mulyadi menambahkan pula, sampai sekarang status SY masih saksi, sekalipun SY sudah mengakui perbuatannya terhadap Renggo. Menurut Mulyadi, kepolisian sekarang masih menanti hasil otopsi Renggo dari RSCM untuk memastikan penyebab kematian Renggo. "Hasil otopsi, kami tidak bisa prediksi keluarnya kapan. Kami masih menunggu."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com