Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT ISS Tak Tahu JIS Minta Pertanggungjawaban Perusahaan

Kompas.com - 08/05/2014, 07:46 WIB
Yohanes Debrito Neonnub

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - PT Indonesia Servant Service (ISS) mengatakan siap bekerja sama dengan polisi untuk mengungkap kasus kejahatan seksual di JIS yang melibatkan tenaga alih dayanya. Namun, pihak perusahaan belum mendengar bahwa pihak JIS ingin PT ISS ikut bertanggung jawab atas kejadian tersebut.

"Sampai saat ini kami belum mendengar langsung kabar tersebut. Saya sendiri baru tahu info ini dari wartawan," kata HRD Manager ISS Frea Purwanti di Graha ISS, Sektor 9 Bintaro, Tangerang Selatan, Rabu (7/5/2014) malam.

Menurut dia, pihak ISS saat ini hanya menunggu kepastian informasi dari kepolisian. "Kami saat ini menunggu kepastian dari pihak kepolisian. Bila ada yang membutuhkan bantuan kami, maka kami siap membantu," sambungnya.

Ditambahkan Frea, pihaknya ingin kasus kejahatan di JIS bisa segera selesai. "Tanggung jawab kami adalah membantu kepolisian untuk mengusut kasus ini hingga tuntas. Kemarin mereka minta data pekerja di JIS juga sudah kami serahkan," lanjut dia.

Hingga saat ini, JIS telah memutuskan kerjasama dengan ISS setelah kejadian kejahatan seksual yang melibatkan enam orang pegawai cleaning service dari ISS. "Karyawan lain yang tidak terlibat kasus di JIS sudah kami tarik kembali ke sini. Mereka saat ini sedang diberi pelatihan ketrampilan lagi," tandasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, JIS melalui kuasa hukimnya Harry Pontoh mengatakan, ISS harus ikut bertanggung jawab karena berperan sebagai penyedia tenaga kerja. PT ISS merupakan pemborong yang menyediakan jasa tenaga kerja dalam skala besar.

Perusahaan ini memiliki lebih dari 57.000 pekerja di seluruh Indonesia, sedangkan di Jakarta sendiri mencapai 23.500 pekerja. ISS menyediakan pelatihan bagi calon satpam, petugas parkir, customer service dan cleaning service untuk kemudian didistribusikan ke klien seperti perusahaan atau lembaga pendidikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com