Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Janji Manis Berujung Prostitusi, Komnas PA Lapor ke Polisi dan Basuki

Kompas.com - 17/06/2014, 06:08 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Satu lagi kasus janji manis bekerja di Jakarta dan berakhir ke bisnis prostitusi akan dilaporkan ke Mabes Polri dan Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Kasus yang akan dilaporkan Komisi Nasional Perlindungan Anak ini menimpa S alias Su, bocah perempuan asal Indramayu, Jawa Barat.

"Pekan ini," ujar Ketua Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait, Senin (16/6/2014). Dia berencana melapor ke Mabes Polri pada Rabu (18/6/2014). Dia mengatakan sudah ada koordinasi awal dengan divisi di Mabes Polri yang menangani masalah perdagangan manusia.

"Kemarin tim dari Mabes Polri yang menangani itu sudah mendatangi kami untuk melakukan koordinasi tentang peristiwa ini," ujar Arist. Dia mengatakan, pelaporan ini merupakan salah satu langkah hukum yang diupayakan lembaganya bagi Su.

Bila bukti dan dokumen terkait kasus Su ini sudah lengkap, lanjut Arist, Komnas PA juga akan melapor ke Basuki. "Kalau dokumen sudah lengkap, kita akan laporkan ke Ahok. Paling tidak kafe atau tempat hiburan seperti itu mesti dicek izinnya. Atau paling tidak bagaimana pengawasan dari Dinas Pariwisata-nya," ujar Arist.

Saat ini, Su yang berusia 15 tahun itu berada di rumah aman. Komnas PA mengaku prihatin dengan kondisi S yang kesehatannya menurun. "Hari ini kami sudah bawa untuk diperiksa kesehatan dan cek darah. Dua hari lagi cek darah baru ada hasilnya. Tetapi, intervensi psikologi sudah kami lakukan," ujar Arist.

Tim Reaksi Cepat Komnas PA, menurut Arist, sudah mencoba menghubungi keluarga Su di Indramayu. Namun, keluarga atau orangtua Su belum dapat dihubungi.

Tergiur janji manis

Su adalah satu lagi korban janji manis mendapatkan pekerjaan di Ibu Kota. Terbujuk ajakan perempuan berinisial P, Su justru terdampar menjadi pekerja seks di tempat hiburan malam di Jakarta.

Perkenalan Su dan P terjadi sekitar April 2014. P mendatangi kampung halaman Su dan tak sengaja bertemu Su. Iming-iming tawaran P membuat Su bersedia diajak bekerja ke Jakarta.

Menumpang sebuah sepeda motor, Su dibawa kabur P tanpa sepengetahuan keluarga dan dipekerjakan di hotel travel dan tempat hiburan LA sebagai pekerja seks. Lebih dari dua bulan dipekerjakan paksa, Su dapat melarikan diri berkat bantuan seorang tamu tempat hiburan tersebut.

Komnas PA menduga ada bos mafia prostitusi di Ibu Kota yang menjalankan bisnis perdagangan manusia ini dengan mempekerjakan para korban sebagai pekerja seks. Su ditengarai bukanlah korban pertama.

Kakak kandung Su, berinisial W, juga diduga mengalami hal yang sama dan meninggal ketika masih bekerja di tempat hiburan malam karena sakit. Su kini berada dalam pengawasan penuh Komnas PA.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com