Sejak dipekerjakan sebagai pekerja seks komersial (PSK) selama dua bulan, tak jarang S mendapat perlakuan kasar dari tamunya. "Aku disuruh ngelayanin tamu, nemenin tamu minum, nanti diajakin ke kamar. Aku pernah ditampar karena aku enggak mau. Tapi maminya bilang, udah kamu ke sana temenin aja," kata S, dalam kesaksiannya di kantor Komnas Perlindungan Anak, Jakarta Timur, Jumat (13/6/2014).
S mengatakan, ia tak berdaya menolak permintaan tamu. "Enggak boleh nolak, aku dimarahin sama Pak To," ujar S.
Selama di Jakarta, S tinggal di mes berkedok ruko yang lokasinya berdekatan dengan tempat hiburan. Di sana, S hidup bersama puluhan gadis pekerja seks lainnya. "Di dalam kosan ada 30 orang. Mereka orang dewasa semua," ujar gadis berusia 15 tahun ini.
Tak jarang S mendapat perlakuan tak menyenangkan dari seniornya itu. "Ada yang suka ngomelin aku. Katanya kamu itu orang miskin. Percuma kerja kayak gini enggak bakal kaya," ceritanya.
S mengaku mendapat jatah makan di mes tersebut. Hanya makan malam yang dibeli sendiri. Aktivitasnya selalu diawasi penjaga. Bahkan untuk keluar berbelanja pun sangat sulit. Bahkan, ketika sakit, ia boleh keluar dengan didampingi penjaga.
Ketika hendak bekerja, S juga diantar menggunakan sepeda motor. Saat masih bekerja di Hotel Travel, S bekerja mulai pukul 14.00 sampai dengan pukul 02.00. Setelah dipindahkan ke tempat hiburan LA, dirinya bekerja mulai pukul 12.00 sampai pukul 03.00. S mengaku tak tahan bekerja di sana.
"Aku enggak kuat disiksa kerja di sini," ujar S.
Sebelum ke Jakarta, S mengaku menerima janji manis dari seorang wanita berinisial P. Wanita ini justru membawanya menjadi pekerja seks di tempat hiburan di Jakarta. Perkenalan S dan P terjadi sekitar April 2014 lalu.
P mendatangi kampung halaman S. Gadis desa ini secara tidak sengaja bertemu dengan P. Setelah menawari pekerjaan, S pun menuruti kemauan pelaku pergi ke Ibu Kota. Menumpang sebuah motor, S dibawa kabur tanpa sepengetahuan keluarga korban.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.