Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SPBU di Jakarta Pusat Kini Sepi dari Angkutan Umum

Kompas.com - 01/08/2014, 14:11 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Biasanya, angkutan umum seperti mikrolet dan metromini yang menggunakan bahan bakar solar mengantre di SPBU di kawasan Jakarta Pusat. Kini, sejak diterapkannya kebijakan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), SPBU sepi dari angkutan umum.

Hal ini terlihat di dua SPBU milik Pertamina di Cikini dan Jalan Abdul Muis. Sebelum diberlakukan, dua SPBU itu sudah menyosialisasikan kebijakan ditiadakannya solar subsidi di SPBU di Jakarta Pusat.

"Ini sudah kami sosialisasikan sebelum Lebaran. Kami dikasih memo dari Pertamina sebelum Lebaran," kata Ketua Regu SPBU Cikini, Rahmad Novizar, di SPBU COCO 31.103.03, Jalan Cikini Raya, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (1/8/2014).

Rahmad mengatakan, SPBU Cikini telah memberitahukan konsumen sekitar dua hari sebelum Hari Raya Idul Fitri 1435 H. Pemberitahuan tersebut berupa selebaran atau surat edaran pengendalian jenis bahan bakar minyak tertentu tahun 2014 dari BPH Migas.

Menurut dia, SPBU Cikini tidak menjual solar bersubsidi bukan karena pemerintah memberhentikan solar subsidi. Hanya, katanya, solar subsidi diganti menjadi solar nonsubsidi.

"Bukan ditiadakan, tapi diganti solar nonsubsidi. Sekarang sih belum kelihatan dampaknya. Soalnya masih pasca-Lebaran kan konsumen," ucapnya.

Sejak diterapkannya kebijakan mulai 1 Agustus 2014 pukul 00.00 WIB, Rahmad mengaku belum ada pengendara yang membeli solar nonsubsidi dan Pertamina Dex.

Rahmad menuturkan, ada seorang pengendara mobil pribadi yang belum mengetahui pemberitahuan tersebut hari ini sehingga ia pun menjadi kejaran wartawan yang tengah meliput di SPBU Cikini.

"Iya, dia belum tahu kayaknya. Kalian (media) tadi ngejar. Dia takut atau enggak tahu kenapa. Akhirnya saya kasih surat edarannya. Eh, dia langsung pergi," ujarnya sambil terkekeh-kekeh.

Rahmad menyatakan, jika nantinya ada pengendara mobil solar yang datang, ia akan memberi alternatif bahan bakar sesuai anjuran pemerintah, yaitu Pertamina Dex seharga Rp 13.150 per liter. Apabila menurut pengendara mahal, Rahmad akan memberi alternatif kedua, yakni solar nonsubsidi seharga 12.800 per liter. Namun, pengendara yang tetap merasa itu mahal, Rahmad akan mengalihkan pengendara untuk mengisi bahan bakar minyak di SPBU wilayah terdekat, seperti Jakarta Timur.

"Ada di Pramuka (Jakarta Timur) kalau mau dekat, atau bisa ke Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Utara. Ini kan tengah (pusat) jadi bisa ke mana saja," ucap Rahmad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com