Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Awal Pergerakan ISIS di Bekasi, Bahrumsyah Disebut Terlibat

Kompas.com - 09/08/2014, 11:40 WIB
Jessi Carina

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com — Kepala Kepolisian Sektor Bekasi Selatan Kompol Susilo Edi menceritakan awal pergerakan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Masjid Muhajirin, Pekayon Jaya, Bekasi Selatan.

Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) yang disebut sebagai penggerak ISIS di Bekasi pada awalnya merupakan jemaah Masjid Muhammad Ramadhan. Masjid Muhammad Ramadhan sendiri merupakan masjid yang saat ini sudah diambil alih oleh Pemerintah Kota Bekasi.

"Mulai pindahnya sejak pengambilalihan masjid oleh Pemerintah Bekasi pada 20 April 2014," ujar Kepala Kepolisian Sektor Bekasi Selatan Kompol Susilo Edi dalam acara audiensi antara DKM masjid, Polsek Bekasi Selatan, Kepala Komisi Intelijen Daerah (Kominda) Maryono, ketua RW setempat, juga warga di Balai Warga RW 13, Jumat (8/8/2014) malam.

Edi menceritakan, pada Jumat pertama tanggal 25 April 2014 setelah pengambilalihan masjid tersebut, Masjid Muhammad Ramadhan menggelar shalat Jumat seperti biasa. Namun, saat ini shalat Jumat diatur oleh DKM yang baru.

Setelah pengambilalihan, Pemkot Bekasi memang mengganti semua DKM lama. Dalam shalat Jumat itu, ada Syamsudin Uba sebagai jemaah masjid. Selesai shalat, Syamsudin Uba mengambil alih posisi pembawa acara.

Saat itu, Syamsudin Uba mempersilakan salah satu jemaah untuk maju sebagai khatib. Jemaah yang ditunjuk oleh Syamsudin Uba adalah Bahrumsyah, pria yang diduga muncul dalam video ISIS.

Belum sempat Bahrumsyah naik ke podium, pembawa acara dari DKM meralat hal tersebut. Dia mengatakan DKM baru sudah membuat jadwal khatib Jumat yang baru di masjid itu. Pembawa acara mempersilakan Khudori untuk maju sebagai khatib yang sebenarnya. Akhirnya, Khudori pun mulai berkhotbah.

Tidak lama setelah Khudori berdiri di podium, ada salah satu jemaah yang berdiri dan kemudian berteriak. Jemaah itu bertakbir sambil berteriak "thagut" kepada khatib. "Thagut! Thagut! Thagut!" ujar Susilo Edi sambil menirukan ucapan jemaah pada hari itu.

Setelah itu, sekitar 40 jemaah keluar dari Masjid Muhammad Ramadhan. Saat itulah, mereka mulai pindah ke Masjid Muhajirin dan melanjutkan kegiatan mereka di sana.

Menurut Camat Bekasi Selatan Abi Hurairah, pengambilalihan tersebut dilakukan karena dua hal. Pertama, lahan masjid menggunakan tanah fasum dan fasos milik Pemerintah Kota. Kedua, karena adanya keresahan warga akan aktivitas kajian agama yang dilakukan di masjid tersebut.

Jemaah yang awalnya melakukan kajian-kajian agama di Masjid Muhammad Ramadhan itu kini berpindah ke Masjid Muhajirin. Pada Minggu, 3 Agustus 2014 lalu telah berlangsung ikrar mendukung ISIS di Masjid Muhajirin, Pekayon Jaya, Bekasi Selatan.

Ikrar tersebut dilakukan oleh JAT dengan pimpinan bernama Syamsudin Uba. Saat mereka melakukan ikrar tersebut, anggota JAT juga melakukan pengibaran bendera ISIS di halaman Masjid Muhajirin.

Setelah melakukan ikrar, jemaah tersebut menamakan kelompok mereka dengan nama Khilafah Ibrahim. Kelompok tersebut menyatakan bahwa JAT dan Khilafah Ibrahim masuk ke dalam organisasi ISIS. Mereka juga mendukung segala kegiatan ISIS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com