Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Korban Kasus JIS Bantah Tudingan Materialistis

Kompas.com - 01/09/2014, 19:24 WIB
Christina Andhika Setyanti

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Orangtua korban kasus kekerasan seksual di Jakarta International School (JIS) menyadari bahwa mereka dituding materialistis karena menuntut sejumlah uang terkait kasus tersebut.

"Publik menilai kami adalah orang materialistis. Coba aja dipikir mana ada orangtua yang mau anaknya diperkosa," kata TH, orangtua salah satu korban di kantor JLC Laywer, Jakarta Pusat, Senin (1/9/2014).

Namun TH menegaskan bahwa tuduhan itu tidak beralasan karena mereka keluarga yang mapan sehingga membutuhkan uang dari kasus itu.

"Nilai uang ini adalah sebuah bentuk kemarahan. Kekesalan kami ini tidak akan bisa digantikan dengan uang, kami nggak butuh uang dengan cara mengeksploitasi anak sendiri," kata TH.

TH tidak membantah bahwa pihaknya kini dituntut balik. "Saya sekarang dituntut Rp 1,4 triliun oleh mereka. Jika ISS (institusi penyedia layanan kebersihan) terbukti bersalah maka mereka  harus membayar 1,4 triliun kepada JIS. Namun, jika ISS tidak bersalah, maka saya yang harus membayar kepada JIS. Kalau begini kan memang mereka yang ingin cari untung," katanya.

Tuntutan ini tak hanya ditujukan kepada dia, tetapi juga orangtua korban lainnya, DR. Namun tuntutan itu diajukan oleh Singapura.

"Saya bingung kenapa saya dituntut oleh Singapura. Ternyata kalau saya dituntut di sana, paspor saya akan dicabut. Dan ketika dicabut, posisi saya sebagai penuntut untuk kasus ini akan dicabut jadinya nanti kasus akan dibatalkan. Kalau kasus korban pertama ini dibatalkan, anak saya tidak dapat keadilan," kata Dewi.

Dewi dituntut atas dasar perusakan nama baik. Dewi dinilai menyebarkan email fitnah kepada orangtua lainnya yang nama anaknya sempat disebut AL (anak DR yang juga korban), sebagai korban lainnya.

"Dalam email yang saya kirim, saya tidak pernah menjelekkan nama sekolah. Saya hanya bilang coba periksa anak-anak kalian. Tapi semua faktanya diputarbalikkan, semuanya," kata dia.

Saat ini kasus kekerasan di JIS sudah memasuki persidangan dengan lima terdakwa, yakni para petugas kebersihan di sekolah itu. Dalam kasus ini korban adalah putra TH, AK, yang merupakan siswa TK tersebut.

Sementara itu, dua guru JIS yakni Neil Bantleman dan Ferdinant Tjiong, juga telah ditahan di Polda Metro Jaya dalam kasus kekerasan seksual terhadap tiga siswa TK, yakni AL, AK, dan DA.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com