Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Empat WNA Tertangkap Tangan Selundupkan Narkotika di Bandara

Kompas.com - 02/10/2014, 16:43 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Empat warga negara asing (WNA) ditangkap oleh otoritas bandara Soekarno Hatta, Tangerang, dengan tuduhan menyelundupkan narkotika. Penangkapan ini dilakukan di tiga hari yang berbeda, yakni tanggal 17, 19, dan 30 September 2014.

"Ada tiga kasus yang berhubungan satu sama lainnya dan diinfokan oleh BNN (Badan Narkotika Nasional)," tutur kepala kantor bea dan cukai Soekarno Hatta, Okto Irianto, Kamis (2/10/2014).

Untuk kasus pertama, tanggal 17, terjadi di gudang perusahaan jasa titipan di terminal kargo bandara Soekarno Hatta.

Tersangka yang datang dari Hong Kong sebanyak tiga orang menyembunyikan 7 kilogram bruto narkotika jenis ketamine di dalam 87 baut besi yang dilumuri minyak pelumas. Barang bukti ketamine yang mereka bawa diperkirakan senilai Rp 7 miliar.

Tersangka dalam penangkapan tersebut adalah laki-laki berinisial LYT (22) warga negara Taiwan, YLW (34), dan YXP (33) yang keduanya merupakan warga negara Tiongkok.

Selang dua hari setelahnya, 19 September 2014 ditemukan lagi barang yang sama dengan pemilik tiga tersangka yang telah ditangkap.

Namun barang ditemukan di tempat berbeda, yaitu gudang cargo impor. Modusnya pun sama, dengan memasukkan narkotika ke dalam baut besi dengan dilumuri gemuk pelumas.

Narkotika yang diamankan yakni jenis methamphetamine atau sabu sebanyak 6.218 gram bruto yang disebar ke-90 buah baut besi. Estimasi nilai seluru sabu-sabu tersebut sekitar Rp 8 miliar lebih.

Berlanjut ke tanggal 30 September, kali ini tersangka yang adalah perempuan asal Jerman ditangkap di terminal 2D kedatangan internasional Bandara Soekarno Hatta sekitar jam 12:00.

Barang bukti yang dibawa adalah 4.210 gram bruto hashish atau ekstrak mariyuana dengan bentuk pasta hitam. Barang tersebut disembunyikan di dalam dinding koper yang telah dimodifikasi.

Kepala Sub Direktorat Interdiksi Deputi Pemberantasan BNN Agung Saptono menyebutkan bahwa jenis narkotika yang dibawa keempat tersangka merupakan jenis yang jarang beredar di Jakarta.

"Itu biasanya orang-orang kaya yang pakai, atau mungkin orang asing karena jenis itu terkenal di Eropa dan sekitarnya," kata Agung.

Keempat tersangkat masih diproses dan ditahan oleh Kepolisian Resor Kota Bandara Soekarno Hatta untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ria Ricis Lapor Diperas Rp 300 Juta, Polisi: Tak Terkait Foto dan Video Syur

Ria Ricis Lapor Diperas Rp 300 Juta, Polisi: Tak Terkait Foto dan Video Syur

Megapolitan
Hendak Buang Air Kecil, Seorang Pemotor Tewas Tertancap Pagar di Kramat Jati

Hendak Buang Air Kecil, Seorang Pemotor Tewas Tertancap Pagar di Kramat Jati

Megapolitan
Nenek Korban Pencabulan di Tapos Diduga Tahu Aksi Bejat Si Kakek, tapi Malah Bersekongkol

Nenek Korban Pencabulan di Tapos Diduga Tahu Aksi Bejat Si Kakek, tapi Malah Bersekongkol

Megapolitan
Bawaslu DKI: CFD Tidak Boleh Digunakan untuk Aktivitas Politik atau Kampanye

Bawaslu DKI: CFD Tidak Boleh Digunakan untuk Aktivitas Politik atau Kampanye

Megapolitan
KRL Terkena Lemparan Batu akibat Tawuran di Kampung Bahari, Penumpang Dipastikan Aman

KRL Terkena Lemparan Batu akibat Tawuran di Kampung Bahari, Penumpang Dipastikan Aman

Megapolitan
Kisah Joki Tong Setan Pasar Malam, Rela Bertaruh Nyawa demi Mengais Rezeki

Kisah Joki Tong Setan Pasar Malam, Rela Bertaruh Nyawa demi Mengais Rezeki

Megapolitan
2.086 Petugas Gabungan Jaga Laga Timnas Indonesia Vs Filipina di GBK

2.086 Petugas Gabungan Jaga Laga Timnas Indonesia Vs Filipina di GBK

Megapolitan
Kagetnya Keluarga Korban Kebakaran Hotel di Alam Sutera hingga Minta Penjelasan Kronologi secara Terbuka

Kagetnya Keluarga Korban Kebakaran Hotel di Alam Sutera hingga Minta Penjelasan Kronologi secara Terbuka

Megapolitan
Antisipasi Pelanggaran Kampanye Pilkada 2024 di CFD, Bawaslu DKI Sosialisasi secara Masif

Antisipasi Pelanggaran Kampanye Pilkada 2024 di CFD, Bawaslu DKI Sosialisasi secara Masif

Megapolitan
Perjalanan KRL Sempat Terhambat akibat Tawuran di Kampung Bahari

Perjalanan KRL Sempat Terhambat akibat Tawuran di Kampung Bahari

Megapolitan
Seorang Pria Bunuh Diri Pakai Pisau Dapur di Tambora

Seorang Pria Bunuh Diri Pakai Pisau Dapur di Tambora

Megapolitan
Cara Dapat Tiket Masuk Ancol Gratis Promo HUT DKI Jakarta

Cara Dapat Tiket Masuk Ancol Gratis Promo HUT DKI Jakarta

Megapolitan
Kasus Sekuriti Plaza Indonesia Pukul Anjing, Handler Anjing K9: Dia Enggak Salah

Kasus Sekuriti Plaza Indonesia Pukul Anjing, Handler Anjing K9: Dia Enggak Salah

Megapolitan
Senyum Semringah Warga Bogor Dapat Kaus dari Presiden Jokowi

Senyum Semringah Warga Bogor Dapat Kaus dari Presiden Jokowi

Megapolitan
Dua Korban Pencabulan di Depok Mengaku Pernah Diancam dan Dapat Kekerasan Fisik dari Pelaku

Dua Korban Pencabulan di Depok Mengaku Pernah Diancam dan Dapat Kekerasan Fisik dari Pelaku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com