Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buruh Sindir Upah Jakarta Lebih Rendah dari Tangerang

Kompas.com - 22/10/2014, 12:05 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Massa dari sekitar 14 elemen buruh melakukan aksi di depan Balaikota DKI Jakarta, Rabu (22/10/2014), menuntut kenaikan upah minimum pekerja (UMP) di DKI Jakarta. Dalam orasinya, buruh menyindir UMP DKI yang bahkan lebih rendah dari UMP di Tangerang.

Aksi ini disebut diikuti hampir sekitar 1.000 orang. Massa yang berunjuk rasa tepat di Jalan Medan Merdeka Selatan itu mendapat pengawalan dari puluhan petugas kepolisian baik yang berjaga di dalam maupun di luar Balaikota DKI Jakarta.

Buruh yang terlibat aksi, misalnya, dari Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI)Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), dan lainnya.

Dengan membawa bendera dan spanduk,mereka meneriakkanyel dan melakukan orasi. Dalam orasinya, buruh menyinggung UMP DKI Rp 2,4 juta, yang "tertinggal" dari UMP di Tangerang Rp 2,6 juta. Menurut buruh, seharusnya UMP di Ibu Kota menjadi barometer bagi daerah lain.

"Biaya hidup di Tangerang itu lebih rendah dibanding di Jakarta," kata salah satu orator aksi dari mobil komando, Rabu siang.

"Karena apa? Ibu kota ini. Ini bukan kabupaten kota. Kalau kabupaten kota yang saya tahu enggak ada rumah tingkat begini," sambung orator lain.

Dalam aksi tersebut, para buruh meminta Gubernur DKI Jakarta Basuki TjahajaPurnama (Ahok) untuk memutuskan UMP DKI 2015 sebesar Rp 3 jutaan.

Mereka meminta kenaikan UMP sebesar 30 persen dari tahun ini. "Naikkanupah DKI Jakarta 30 persen, gunakan hati nurani Anda," seru buruh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Denda Buang Sampah di Luar Jam Operasional TPS Lokbin Pasar Minggu Berlaku Pekan Ini

Denda Buang Sampah di Luar Jam Operasional TPS Lokbin Pasar Minggu Berlaku Pekan Ini

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Gelar Razia, Sasar PO dan Bus yang Masa Berlaku Uji Kir Habis

Pemkot Tangsel Bakal Gelar Razia, Sasar PO dan Bus yang Masa Berlaku Uji Kir Habis

Megapolitan
Tak Ada Calon Wali Kota Jalur Independen pada Pilkada Kota Bogor

Tak Ada Calon Wali Kota Jalur Independen pada Pilkada Kota Bogor

Megapolitan
Pelabuhan Tanjung Priok hingga Jalan Raya Clincing Masih Macet Total, Didominasi Truk Besar

Pelabuhan Tanjung Priok hingga Jalan Raya Clincing Masih Macet Total, Didominasi Truk Besar

Megapolitan
PAN Kota Bogor Sibuk Cari Kawan Koalisi Pengusung Dedie Rachim di Pilkada 2024

PAN Kota Bogor Sibuk Cari Kawan Koalisi Pengusung Dedie Rachim di Pilkada 2024

Megapolitan
Bawaslu Evaluasi Perekrutan Panwascam Jelang Pilkada DKI 2024, Ganti Anggota yang Bekerja Buruk

Bawaslu Evaluasi Perekrutan Panwascam Jelang Pilkada DKI 2024, Ganti Anggota yang Bekerja Buruk

Megapolitan
Warga Diberi Waktu 4,5 Jam untuk Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Diberi Waktu 4,5 Jam untuk Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
159 Warga Terciduk Buang Sampah Lewati Batas Waktu di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

159 Warga Terciduk Buang Sampah Lewati Batas Waktu di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
PAN Kota Bogor Siap Bangun Koalisi Besar, Usung Dedie Rachim Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor

PAN Kota Bogor Siap Bangun Koalisi Besar, Usung Dedie Rachim Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Dharma Pongrekun Kumpulkan 749.298 Dukungan Maju Cagub Independen DKI Jakarta

Dharma Pongrekun Kumpulkan 749.298 Dukungan Maju Cagub Independen DKI Jakarta

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang...

Titik Terang Kasus Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang...

Megapolitan
Kesal Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Saya Pernah Hampir Diseruduk

Kesal Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Saya Pernah Hampir Diseruduk

Megapolitan
Trotoar Matraman Kini, Lebih Banyak Digunakan Pengendara Motor dibanding Pejalan Kaki

Trotoar Matraman Kini, Lebih Banyak Digunakan Pengendara Motor dibanding Pejalan Kaki

Megapolitan
Harga Lelang Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta karena Tak Laku-laku

Harga Lelang Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta karena Tak Laku-laku

Megapolitan
Berkaca dari Pilpres, Bawaslu DKI Evaluasi Perekrutan Panwascam Pilkada 2024

Berkaca dari Pilpres, Bawaslu DKI Evaluasi Perekrutan Panwascam Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com