Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Kalau Banjirnya Hanya Semata Kaki, Tidak Usah Diberi Bantuan

Kompas.com - 20/11/2014, 16:29 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menegaskan telah memperkuat koordinasi antar-satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait penyaluran bantuan kepada korban banjir. Kendati demikian, bantuan yang disalurkan oleh Dinas Sosial DKI akan disesuaikan dengan situasi.

"Kalau bantuan, protap kita sangat cepat. Begitu ketinggian sampai sepinggang orang dewasa, hanya tiga jam Dinas Sosial sudah mampu buka tenda dan siapkan makanan. Tapi, kalau baru semata kaki, masih bisa jalan mah enggak usah diberi," kata Basuki, di Balaikota, Kamis (20/11/2014).

Sebab, lanjut dia, ada beberapa oknum warga yang justru senang ketika banjir melanda. Sebab, setiap kali rumah mereka digenangi air meski hanya semata kaki, berbagai bantuan makanan dan kebutuhan lainnya berdatangan. Padahal, ada warga yang kondisinya lebih memprihatinkan dan harus lebih diutamakan.

Kebijakan pembatasan bantuan ini, menurut Basuki, dilakukan untuk menyadarkan warga agar tak terus bergantung pada bantuan pemerintah.

"Selama kamu bisa jalan, beli saja makanan di luar. Toh kerendemnya juga enggak berhari-hari lagi, masa kerendem 2-3 jam minta bantuan, enggak bisa lagi sekarang, supaya kasih pelajaran juga," kata Basuki menegaskan.

Ia kemudian mencontohkan, ketika turun hujan di pemukiman kumuh, warga justru sengaja melubangi sheetpile (dinding turap) agar air genangan mengalir ke sungai. Padahal, dinding turap berfungsi menahan luapan air dan mencegah longsor.

"Mereka bilang kalau sheetpile-nya dilubangin biar sama-sama banjir, kurang ajar kalau gitu caranya. Ada orang tinggal di bawah sungai, wartawan laporkan, Jakarta banjir 7 meter di Kampung Pulo. Kalau banjir 7 meter mah rumah saya di Pluit tenggelam, orang dia tinggal di bawah sungai 7 meter," kata Basuki kesal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Si Kribo Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Si Kribo Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Megapolitan
Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com