"Kalo saya sih setuju-setuju aja, apalagi kinerja kelurahan sekarang pascalelang jabatan semakin bagus, ngurusin surat-surat bisa sehari kelar. Jadi, setuju aja asalkan kinerja nantinya bisa jauh lebih maksimal lagi sebanding dengan gaji yang diterima," kata Tridianingsih (43) warga, RT 11, Meruya Utara kepada Kompas.com, Selasa (9/12/2014).
Raswin, tetangga Tridianingsih juga mendukung hal tersebut. Menurut dia, lurah yang mereka miliki layak mendapatkan gaji sebesar itu. Sebab, lurah tersebut tidak segan terjun langsung ke masyarakat.
Menurut Raswin, lurah Meruya Utara saat ini jauh lebih baik dibandingkan dengan lurah sebelum lelang. "Kalo dibandingkan kinerja lurah sebelum lelang, jelas yang sekarang lebih baiklah. Lebih sering turun ke lapangan, ngurus surat-surat juga bisa cepat. PKK aktif lagi, jadi sebanding juga dengan kinerja kalo harus digaji sebesar itu," terangnya.
Menanggapi itu, Lurah Meruya Utara Sakban menanggapi dengan renda hati. Dia mengaku senang jika itu benar terjadi. Namun, dia juga menyadari konsekuensi besar gajinya tersebut. "Lagi pula pasti ada konsekuensinya, pekerjaan pasti akan bertambah," katanya.
"Pastinya nanti para lurah akan lebih termotivasi untuk bekerja lebih giat lagi. Apalagi jelas, gaji yang besar akan ada tanggung jawab yang besar juga," jelasnya.
Saiful Tarma, selaku Wakil Lurah Meruya Utara juga menyambut baik hal tersebut. "Bagus, tapi kan kerja itu ibadah kalo udah nawaitu mau digaji besar atau enggak ya ikhlas saja," jelas pria yang mengaku bekerja sedari pukul 07.30 sampai 19.00 ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.