Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Temukan Jenazah dan Serpihan, Perasaan Saya Campur Aduk"

Kompas.com - 31/12/2014, 09:42 WIB

BELITUNG, KOMPAS.com - Pesawat Hercules A-1319 yang berisi tim penyelemat bergerak menuju sasaran. Terlihat seluruh pasukan mengambil peranannya masing-masing.

Mulai dari Instruktur Penerbang yang dipegang oleh Mayor Pnb Akal Juang, lalu Co Pilot I oleh Lettu Pnb Erwin Tri Prabowo, kemudian Co Pilot II oleh Lettu Pnb Aris Febriyanto, serta Navigator I, Kapten Nav Feisal Rachman, lalu Navigator II Lettu Nav Sigid Kurniawan. Juga para juru mesin udara, load master, dan juru radio, yang turut mengemban tugas tersebut.

Terlihat mereka memantau perairan melalui jendela di troop door lambung pesawat. Serta di kokpit yang luasnya hanya 3x3 meter. Tampak mata mereka tidak lepas dari pandangannya memantau perairan yang cukup luas tersebut.

Beberapa menggunakan teropong, beberapa dengan mata telanjang. Bahkan tampak salah satunya rela harus sambil tengkurap di lantai kokpit demi mendapatkan pemantauan yang cukup luas. Pasalnya, di bagian kokpit itu, terbilang hampir setengah ruangan, berupa kaca jendela untuk ruang penglihatan pilot.

Terus memantau

Salah satunya adalah Co Pilot, Lettu Pnb Erwin Tri Prabowo. Salah satu personil yang terlihat beberapa kali hilir mudik dari jendela ke jendela lainnya. Matanya seakan tak mau lepas dari pandangan perairan.

Ia juga yang merupakan personel yang kali pertama menemukan serpihan dan jenazah penumpang pesawat tersebut. "Begitu saya foto, perasaan saya campur aduk, antara senang, merinding, dan terharu juga," kata Erwin, kepada Warta Kota di dalam pesawat Hercules A-1319, saat perjalanan usai pencarian, ke Lanud Halim TNI AU, Selasa (30/12).

Menurut Erwin, ia senang, karena awalnya mengira orang yang terapung di perairan tersebut, sedang melambaikan tangan. Namun, ketika kembali mengambil foto lewat kamera, Erwin terkejut.

"Saya merinding dan terharu juga, karena yang saya lihat itu, ternyata jenazah yang sudah membengkak," katanya.

"Tadinya harapan saya masih hidup, biar bisa segera diselamatkan dan bisa dapat kronologi jelas musibah terus," katanya.

Menurut pria kelahiran Tangerang, 31 Januari 1988, itu penerbangannya dalam SAR itu, kali pertama dilakukan. Ia pun mengaku, sempat tidak bisa tidur nyenyak.

"Saya sampai salat tahajud. Karena ini pencarian para penumpang pesawat. Saya merasa sangat dekat dengan peristiwa ini, karena profesi saya juga. Saya membayangkan bahwa saya keluarga korban. Tapi saya tetap bertekad menemukannya, meskipun kenyataannya memang tidak seindah yang diharapkan nantinya," kata pria yang tahun depan akan melepas masa lajangnya tersebut. (Muhammad Yusuf)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Megapolitan
Sesuai Namanya sebagai Seni Jalanan, Grafiti Selalu Ada di Tembok Publik

Sesuai Namanya sebagai Seni Jalanan, Grafiti Selalu Ada di Tembok Publik

Megapolitan
Panik Saat Kebakaran di Revo Town Bekasi, Satu Orang Lompat dari Lantai Dua

Panik Saat Kebakaran di Revo Town Bekasi, Satu Orang Lompat dari Lantai Dua

Megapolitan
4 Lantai Revo Town Bekasi Hangus Terbakar

4 Lantai Revo Town Bekasi Hangus Terbakar

Megapolitan
Revo Town Bekasi Kebakaran, Api Berasal dari Kompor Portabel Rumah Makan

Revo Town Bekasi Kebakaran, Api Berasal dari Kompor Portabel Rumah Makan

Megapolitan
Jalan Jenderal Sudirman Depan GBK Steril Jelang Jakarta Marathon

Jalan Jenderal Sudirman Depan GBK Steril Jelang Jakarta Marathon

Megapolitan
Rusunawa Marunda Dijarah, Ahok: Ini Mengulangi Kejadian Dulu

Rusunawa Marunda Dijarah, Ahok: Ini Mengulangi Kejadian Dulu

Megapolitan
Ahok Sudah Berubah, Masih Membara, tapi Sulit Maju di Pilkada Jakarta

Ahok Sudah Berubah, Masih Membara, tapi Sulit Maju di Pilkada Jakarta

Megapolitan
Ditanya Soal Kaesang Bakal Maju Pilkada Jakarta, Ahok: Enggak Ada Etika Saya Nilai Seseorang

Ditanya Soal Kaesang Bakal Maju Pilkada Jakarta, Ahok: Enggak Ada Etika Saya Nilai Seseorang

Megapolitan
Bukan Lagi Ibu Kota, Jakarta Diharapkan Bisa Terus Lestarikan Destinasi Pariwisata

Bukan Lagi Ibu Kota, Jakarta Diharapkan Bisa Terus Lestarikan Destinasi Pariwisata

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 23 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 23 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam Cerah Berawan

Megapolitan
Ada Jakarta Marathon, Sepanjang Ruas Jalan Jenderal Sudirman Ditutup hingga Pukul 12.00 WIB

Ada Jakarta Marathon, Sepanjang Ruas Jalan Jenderal Sudirman Ditutup hingga Pukul 12.00 WIB

Megapolitan
Ahok Sentil Kualitas ASN: Kalau Bapaknya Enggak Beres, Anaknya 'Ngikut'

Ahok Sentil Kualitas ASN: Kalau Bapaknya Enggak Beres, Anaknya "Ngikut"

Megapolitan
Perayaan HUT Jakarta di Monas Bak Magnet Bagi Ribuan Warga

Perayaan HUT Jakarta di Monas Bak Magnet Bagi Ribuan Warga

Megapolitan
Ada Kebakaran di Revo Town, Stasiun LRT Bekasi Barat Tetap Layani Penumpang

Ada Kebakaran di Revo Town, Stasiun LRT Bekasi Barat Tetap Layani Penumpang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com