Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Pemuda Jangan Cuma Omong dan Doa, Harus Berani Lawan!

Kompas.com - 12/04/2015, 13:25 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menginginkan para pemuda untuk masuk ke dalam dunia politik dan membawa perubahan yang lebih baik bagi Indonesia. Salah satunya membawa perlawanan segala bentuk upaya korupsi.

"Ini yang saya harapkan, pemuda, khususnya Pemuda Muhammadiyah, jangan cuma bisa ngomong dan berdoa, tetapi mesti berani melawan," kata Basuki dalam Diskusi Pemuda Muhammadiyah di Jakarta, Minggu (12/4/2015). 

Basuki mengungkapkan, bentuk tindak korupsi bisa dimulai dengan menerima politik uang dalam pemilihan umum (pemilu). Dia mencontohkan kisah ayahnya, Indra Basuki Tjahaja Purnama, yang merupakan pengusaha dan politisi Golkar.

Ayahnya, kata Basuki, dibisiki teman-temannya sesama politisi kalau ongkos politik semakin mahal. Apabila ingin masuk menjadi anggota legislatif, maka seseorang paling tidak harus menyediakan Rp 250 juta-Rp 1 miliar. Uang itu dibagi-bagikan kepada warga yang akan memilih dia untuk menjadi anggota legislatif.

Tradisi politik uang ini, kata Basuki, menjadi budaya dan kebiasaan bagi seseorang yang ingin masuk ke dunia politik. Ketika sudah berhasil menjadi anggota legislatif, orang itu akan merasa berjasa kepada pihak-pihak yang telah memilihnya.

"Misalnya dengan memasukkan pokir (pokok pikiran) pas APBD sudah disahkan," kata Basuki. 

Dahulu, sebelum Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terbentuk, pengadaan barang dan jasa pun rawan korupsi. Bahkan, masyarakat tidak tahu bahwa pemerintah merencanakan program dan akan membeli barang apa saja pada tahun itu. Masyarakat baru akan tahu rencana kegiatan pemerintah jika memiliki kedekatan dengan "orang dalam" pemerintah.

"Dulu tidak ada transparansi. Ada departemen ingin beli 1 juta air kemasan dan perusahaan mendekati anggota DPR yang bertindak sebagai panitia anggaran agar perusahaan mereka yang dipilih untuk mengadakan 1 juta air kemasan. Pas perusahaan mereka menang tender, bagi-bagilah dengan DPR dan departemen. Ini setengah salah. Walaupun harganya sesuai, ini bentuk KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme). Masyarakat tidak diberi tahu, perusahaan lain juga enggak siap lelang. Ada unsur gratifikasinya juga. Ya ini namanya 'umega' (usaha menambah gaji). Kira-kira hukumnya syubhat (tidak jelas apakah halal atau haram) kalau di Islam," kata Basuki tertawa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Selesai Dievakuasi

Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Selesai Dievakuasi

Megapolitan
RS Polri Buka Posko untuk Identifikasi Jenazah Korban Pesawat Jatuh di BSD

RS Polri Buka Posko untuk Identifikasi Jenazah Korban Pesawat Jatuh di BSD

Megapolitan
Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong Terlempar 3 Meter

Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong Terlempar 3 Meter

Megapolitan
Jenazah Salim Said Dimakamkan di TPU Tanah Kusir

Jenazah Salim Said Dimakamkan di TPU Tanah Kusir

Megapolitan
'Ada Mayday, Mayday, Habis Itu Hilang Kontak...'

"Ada Mayday, Mayday, Habis Itu Hilang Kontak..."

Megapolitan
Awak Pesawat yang Jatuh di BSD Sulit Dievakuasi, Basarnas: Butuh Hati-hati

Awak Pesawat yang Jatuh di BSD Sulit Dievakuasi, Basarnas: Butuh Hati-hati

Megapolitan
Ini Identitas Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD Tangerang

Ini Identitas Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD Tangerang

Megapolitan
Jenazah Korban Kecelakaan Pesawat Latih di BSD Dievakuasi ke RS Polri

Jenazah Korban Kecelakaan Pesawat Latih di BSD Dievakuasi ke RS Polri

Megapolitan
Kondisi Terkini Lokasi Pesawat Jatuh di Serpong, Polisi-TNI Awasi Warga yang Ingin Saksikan Evakuasi Korban

Kondisi Terkini Lokasi Pesawat Jatuh di Serpong, Polisi-TNI Awasi Warga yang Ingin Saksikan Evakuasi Korban

Megapolitan
Saksi: Pesawat Tecnam P2006T Berputar-putar dan Mengeluarkan Asap Sebelum Jatuh

Saksi: Pesawat Tecnam P2006T Berputar-putar dan Mengeluarkan Asap Sebelum Jatuh

Megapolitan
Dua Korban Pesawat Jatuh di BSD Telah Teridentifikasi

Dua Korban Pesawat Jatuh di BSD Telah Teridentifikasi

Megapolitan
Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Menyisakan Buntut, Bagian Depan Hancur

Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Menyisakan Buntut, Bagian Depan Hancur

Megapolitan
Ratusan Warga Nonton Proses Evakuasi Pesawat Jatuh di BSD Serpong

Ratusan Warga Nonton Proses Evakuasi Pesawat Jatuh di BSD Serpong

Megapolitan
Pesawat yang Jatuh di BSD Sempat Tabrak Pohon sebelum Hantam Tanah

Pesawat yang Jatuh di BSD Sempat Tabrak Pohon sebelum Hantam Tanah

Megapolitan
Saksi: Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong Bersamaan dengan Hujan Deras

Saksi: Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong Bersamaan dengan Hujan Deras

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com