Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Bus Transjakarta yang Mangkrak Harus Dicek Ulang

Kompas.com - 27/04/2015, 08:47 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur PT Transjakarta Antonius Kosasih mengaku belum mengetahui adanya informasi mengenai rencana pengoperasian 531 bus asal Tiongkok yang dibeli pada 2013. Namun, ia menyatakan, apabila nantinya memang harus dioperasikan, harus dilakukan pengecekan ulang terhadap komponen bus-bus tersebut.

Kosasih menjelaskan, bus-bus tersebut telah lama mangkrak sehingga dikhawatirkan ada sejumlah komponen yang mengalami kerusakan dan berpotensi menimbulkan gangguan saat bus dioperasikan.

"Terlepas dari arahan Pemprov DKI, bus apa pun yang akan kami gunakan harus dipastikan kondisi dan kelaikannya. Komponen yang rusak harus segera diperbaiki sepenuhnya agar laik dan aman dioperasikan," kata dia saat dihubungi, Minggu (26/4/2015).

Dalam kebijakan pengoperasian bus-bus tersebut, Kosasih menyerahkan sepenuhnya keputusan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Sebab, kata dia, Pemprov DKI merupakan pemegang saham mayoritas saham PT Transjakarta. Segala keputusan yang akan diambil PT Transjakarta tentu saja harus mendapat persetujuan dari Pemprov DKI.

"Kami belum dengar dan belum tahu mengenai bus-bus tersebut. Tapi, pada dasarnya, kami akan ikuti arahan Pemprov DKI sebagai pemegang saham mayoritas dan stakeholder utama kami," ujar dia.

Sebagai informasi, 531 bus asal Tiongkok yang akan dioperasikan adalah bus-bus yang dibeli pada sekitar akhir 2013. Meski telah lama dibeli dan tiba di Jakarta, bus-bus tersebut lama tidak dioperasikan dan dibiarkan mangkrak di pul bus milik PPD di Ciputat, Tangerang Selatan. Hal itu terjadi setelah mencuatnya kasus bus berkarat tak lama setelah kedatangan bus-bus itu.

Kasus bus berkarat telah menyeret sejumlah pejabat di Dinas Perhubungan dalam proses hukum, salah satunya Kepala Dinas Perhubungan saat dilakukannya pengadaan bus, Udar Pristono. Beberapa hari lalu, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan bahwa berdasarkan hasil penyelidikan yang telah dilakukan, 531 bus yang telah lama mangkrak sudah bisa digunakan. Namun, ia menolak melunasi pembayaran bus-bus tersebut. Meski demikian, Basuki mempersilakan apabila ada operator yang tertarik ingin membelinya.

Ia menyatakan siap membayar operator dengan sistem rupiah per kilometer untuk layanan yang dijalankan. "Hasil penyelidikannya sudah boleh dipakai. Hanya mungkin kami enggak mau membelinya. Kalau operator swasta mau membelinya, ya silakan. Nanti vendor yang akan kerja sama dengan operator dan kami bayar rupiah per kilometer di bawah koordinasi PT Transjakarta," kata pria yang biasa disapa Ahok itu, di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (23/4/2015).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tiga ASN Pemkot Ternate Ditangkap Polisi saat 'Nyabu' di Depan Warkop

Tiga ASN Pemkot Ternate Ditangkap Polisi saat "Nyabu" di Depan Warkop

Megapolitan
Isu Duet dengan Anies di Pilkada DKI, Ahmed Zaki: Keputusan Ada di DPP Golkar

Isu Duet dengan Anies di Pilkada DKI, Ahmed Zaki: Keputusan Ada di DPP Golkar

Megapolitan
Cek Ombak Kaesang Pangarep di Pilkada Bekasi dan Upaya Mencari Panggung Politik

Cek Ombak Kaesang Pangarep di Pilkada Bekasi dan Upaya Mencari Panggung Politik

Megapolitan
Cerita Amsori Tetap Jadi Sopir Angkot meski Diserang Stroke Dua Kali

Cerita Amsori Tetap Jadi Sopir Angkot meski Diserang Stroke Dua Kali

Megapolitan
Permintaan Maaf Zoe Levana dan 3 Pengakuannya Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Permintaan Maaf Zoe Levana dan 3 Pengakuannya Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Megapolitan
Beratnya Hidup di Jakarta, Amsori Sopir Lansia Tidur di Angkot karena Tak Mampu Mengontrak Rumah

Beratnya Hidup di Jakarta, Amsori Sopir Lansia Tidur di Angkot karena Tak Mampu Mengontrak Rumah

Megapolitan
Jemput Bola ke Subang, Polisi Bakal Datangi Petani yang Ditipu Oknum Polisi Rp 598 Juta

Jemput Bola ke Subang, Polisi Bakal Datangi Petani yang Ditipu Oknum Polisi Rp 598 Juta

Megapolitan
Polda Metro: Kasus Petani Ditipu Oknum Polisi Sempat Mandek karena Pelapor Minta Pemeriksaan Dihentikan

Polda Metro: Kasus Petani Ditipu Oknum Polisi Sempat Mandek karena Pelapor Minta Pemeriksaan Dihentikan

Megapolitan
Pemprov Pindahkan Administrasi Kependudukan 213.831 Warga ke Luar Jakarta

Pemprov Pindahkan Administrasi Kependudukan 213.831 Warga ke Luar Jakarta

Megapolitan
Polda Metro Tangkap Tiga ASN Pemkot Ternate Terkait Kasus Narkoba

Polda Metro Tangkap Tiga ASN Pemkot Ternate Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Polisi Tangkap Penusuk Imam Mushala di Kebon Jeruk

Polisi Tangkap Penusuk Imam Mushala di Kebon Jeruk

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 24 Mei 2024 dan Besok: Siang Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 24 Mei 2024 dan Besok: Siang Ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pengakuan Zoe Levana soal Video 'Tersangkut' di Jalur Transjakarta | Kecelakaan Beruntun di 'Flyover' Summarecon Bekasi

[POPULER JABODETABEK] Pengakuan Zoe Levana soal Video "Tersangkut" di Jalur Transjakarta | Kecelakaan Beruntun di "Flyover" Summarecon Bekasi

Megapolitan
Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW4

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW4

Megapolitan
12.851 ASN di DKI Jakarta Masuk Usulan Penonaktifan NIK

12.851 ASN di DKI Jakarta Masuk Usulan Penonaktifan NIK

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com