Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Dibawa ke Puskesmas, Evan Didiagnosis Derita Asam Urat

Kompas.com - 02/08/2015, 08:30 WIB
Jessi Carina

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com — Jossey Situmorang, ayah mendiang Evan Christoper Situmorang, yang meninggal dunia diduga karena kegiatan MOS, mengatakan, anaknya sempat didagnosis mengalami asam urat oleh dokter puskesmas.

Diagnosis itu diberikan setelah dia dan istrinya membawa Evan ke puskesmas setelah berjalan kaki 4 km dalam kegiatan MOS sekolahnya. "Setelah jalan-jauh itu kan kaki anak saya biru-biru dan bengkak, ditambah dia futsal juga besoknya. Kakinya tambah sakit. Kami bawa ke puskesmas malah disebut asam urat," ujar Jossey di rumahnya, Sektor 5 Pondok Ungu Permai, Bekasi Utara, Sabtu (1/8/2015) malam.

Jossey kurang percaya atas diagnosis itu. Sebab, sebelumnya anaknya tidak pernah menderita penyakit dalam apa pun. Terlebih lagi, Jossey mengatakan, Evan termasuk anak yang gemar berolahraga, salah satunya berenang, sehingga Jossey heran ketika anaknya disebut menderita asam urat.

Kini, setelah Evan meninggal dunia tanpa diketahui pasti penyebabnya, Jossey menegaskan tidak menyalahkan pihak pengelola sekolah. Dia mengaku bisa saja penyebab kematian Evan adalah hal lain dan bukan akibat kelelahan mengikuti MOS.

Meski demikian, Jossey yakin kegiatan jalan kaki sejauh 4 kilometer dalam MOS itu ikut memperburuk kondisi kesehatan Evan. "Saya nggak bilang (Evan) meninggal karena MOS, tetapi pemicu Evan sakit sampai meninggal, itu iya, dari MOS itu," ujar Jossey.

Kabar mengenai meninggalnya Evan akibat kegiatan MOS sebelumnya tersebar di media sosial. Kabar itu pun beredar sampai didengar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jossey mengaku, dia tidak tahu ada yang menyebarkan kabar anaknya di media sosial.

Jossey juga mengaku tidak mengenali akun yang menyebarkan kisah meninggalnya Evan itu. Jossey menambahkan, dia tidak pernah berniat untuk membuat masalah ini diketahui banyak orang.

"Saya juga nggak tahu ada itu (meninggalnya Evan) di Facebook, tadinya ya udah aja anak saya meninggal. Tapi, dari Kemendikbud datang ke sini, wartawan ke sini, ya saya terima saja. Mungkin juga bisa jadi pembelajaran buat yang lain," ujar Jossey.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com