Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Marah-marah Ahok di YouTube

Kompas.com - 03/08/2015, 15:28 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejak era Gubernur DKI Joko Widodo dan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama, segala kegiatan Pemerintah Provinsi DKI diabadikan dalam video yang diunggah dalam situs YouTube. Pengunggahan video itu dilakukan dalam rangka membangun transparansi serta keterbukaan Pemprov DKI dengan warganya.

Basuki pun memiliki cerita mengapa akhirnya ia meminta Dinas Komunikasi Informasi dan Kehumasan (Diskominfomas) DKI untuk tak pernah melewatkan kegiatan resmi Gubernur, Wakil Gubernur, serta Sekretaris Daerah (Sekda) DKI. 

"Awalnya, pas 10 hari baru dilantik itu ada demo buruh 3.000 orang dan yang bertemu dengan saya hanya 30 orang. Saya berpikir begini, jangan-jangan nanti kalau 30 buruh ini sudah sepakat dengan saya, buruh yang di luar menyangka saya menyuap. Ya sudah lebih baik saya videokan," kata Ahok, sapaan Basuki, di Balai Kota, Senin (3/8/2015). 

Saat rapat dengan buruh, staf pribadi Basuki menulis nota rapat dengan tulisan tangan, bukan dengan laptop. Basuki marah dan menegur staf pribadinya.

Padahal, ia memarahi staf pribadinya karena buruh tidak terima laporan rapatnya hanya tulis tangan. Di dalam rapat itu, hubungan Basuki dengan buruh juga berlangsung baik.

Hanya saja, saat itu, Diskominfomas DKI hanya mengunggah video rapatnya bersama buruh saat Basuki marah-marah ke akun YouTube resmi Pemprov DKI.

Akhirnya, aksi marah-marahnya itu mencuat di media massa serta banyak stasiun televisi yang menyalin video dari Diskominfomas DKI.

"Padahal, saya akting marahin teman saya supaya buruh enggak repot-repot bacanya," kata Basuki. 

Setelah kejadian tersebut, Basuki memanggil Diskominfomas DKI. Basuki menanyakan alasan Diskominfomas DKI yang hanya menggungah sebagian video ke YouTube. Karena itu, kedua pihak sepakat untuk mengunggah semua video ke YouTube Pemprov DKI.

Keesokan harinya, Basuki memimpin rapat bersama Dinas Pekerjaan Umum DKI. Saat itu, dia marah-marah kepada mantan Wakil Kepala Dinas PU DKI Tardjuki. Basuki menengarai, oknum Dinas PU DKI ini telah menyalahgunakan anggaran.

Awalnya, Basuki berpikir marah-marahnya kepada pejabat Dinas PU DKI itu bakal direspons negatif warga.

"Ternyata responsnya bagus, terus saya tadinya sudah enggak mau keluarin video lagi di YouTube. Eh masyarakat Jakarta yang di Timur Tengah, kayak TKI dan TKW, kirim SMS saya dan bilang, 'Pak, kalau bisa semua rapat Bapak di-upload saja, biar kami bisa ikut bantu Bapak awasi'. Akhirnya, kami upload videonya, kami edit saja, yang agak marah dihilangkan. Mereka bilang lagi, 'Jangan dihilangi (marah-marahnya), hiburan kita nonton YouTube Bapak', gitu katanya," kata Basuki. 

Saat ini, semua kegiatan rapat diunggah oleh Diskominfomas DKI melalui YouTube Pemprov DKI. Tamu-tamu berhak menolak videonya diunggah ke YouTube Pemprov DKI.

Salah seorang tamu yang pernah menolak pertemuannya dengan Basuki diunggah dalam YouTube adalah Komisaris Utama JIExpo Kemayoran Murdaya Poo serta jajaran JIExpo.

"Kalau rapat rapim termasuk rapat BKPRD itu harus diunggah supaya orang mengerti kenapa ada masalah saya putusinnya apa. Masyarakat bisa lihat persis keputusan saya dan ada transparansi," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 22 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 22 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Ibu Rekaman Anak Bersetubuh dengan Pacar | Jukir Liar di Jakarta Diberantas

[POPULER JABODETABEK] Ibu Rekaman Anak Bersetubuh dengan Pacar | Jukir Liar di Jakarta Diberantas

Megapolitan
Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com