Dengan kaki pincang bekas ditembak polisi, Bahrul menjalani rekonstruksi pembunuhan di Balaraja, Tangerang, Rabu (19/8/2015). Rekonstruksi dimulai saat Bahrul dan Musyarafah awalnya bertemu di Indomaret Balaraja Barat pada sore hari, Minggu (31/5/2015).
Setelah itu, keduanya langsung pergi ke industri rumahan pembuat paving blok di Kampung Nagreg RT 04/01 Desa Sentul, Balaraja, Kabupaten Tangerang. Di sana, Bahrul dan Musyarafah bercengkrama kembali.
Keduanya sempat mencari ke warung makan. Setelah itu, mereka kembali ke dalam industri rumahan tersebut. Tak beberapa lama, Musyarafah pun meminta izin untuk ibadah shalat Maghrib di gubuk tempat keduanya bersantai. Sedangkan, Bahrul duduk menonton televisi yang ada di dalam gubuk terbuka tersebut.
Setelah menunaikan ibadah shalat Maghrib, Musyarafah dan Bahrul kembali memgobrol. Namun, pembicaraan keduanya tampak menjadi panas. Pemicunya adalah Musyarafah yang terus menagih utang.
Bahrul pun naik pitam, ia berusaha menenangkan Musyarafah yang beranjak pergi meninggalkannya. Namun, Musyarafah tak mengindahkan dan berlalu.
Dari jarak sekitar dua meter, Bahrul megambil sebuah potongan batako yang berada di bawahnya. Batako tersebut langsung menyambar leher kanan Musyarafah dari belakang.
Musyarafah pun roboh. Saat itu, Bahrul panik dan berusaha membangungkan tapi tak membuahkan hasil. Bahrul akhirnya menggendong Musyarafan menuju tempat kosong yang berada di samping gubuk.
Musyarafah diduduki dan disendrerkan di belakang batako yang tersusun ke atas. Di sana Bahrul sempat mengecek nafas Musyarafah lewat hidung dan mulutnya. Namun, lagi-lagi tak membuahkan hasil.
Alhasil, Musyarafah dibawa Bahrul dengan cara digendong ke empang yang berada di belakang industri rumahan batu tersebut. Musyarafah diletakkan di pinggir empang, sedangkan Bahrul mencari tali dan batu untuk mengikat Musyarafah.
Bahrul berniat untuk menghilangkan jejak dengan menenggelamkan Musyarafah ke empang tersebut dengan batu terikat di kedua kakinya. Setelah dipasang dan diceburi, Bahrul melihat kaki kanan dan punggung Musyarafah masih muncul di empang tesebut.
Ia pun kembali mencari lima buah batako lagi. Satu batu diikatkan ke kaki kanan, dan lima lagi batu lagu dipasang berjejer ke punggung Musyarafah. Akhirnya Musyarafah pun tenggelam pada saat itu dan baru diketemukan pada 24 Juni 2015 oleh warga setempat.
"Ada 47 adegan di tiga tempat dalam rekonstruksi ini," kata Kepala Unit 5 Subdit Resmob Ditektorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Handik Zusen di tempat kejadian perkara, Rabu siang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.