Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembunuh Musyarafah Terpincang-pincang Jalani Rekonstruksi

Kompas.com - 19/08/2015, 12:42 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Bahrul Ulum (26), pembunuh Musyarafah (37), tampak jalan tak beraturan. Kaki kanannya terlihat kaku dan tak bergerak. Sedangkan kaki kiri Bahrul berusaha menopang untuk bisa tetap berjalan.

Dengan kaki pincang bekas ditembak polisi, Bahrul menjalani rekonstruksi pembunuhan di Balaraja, Tangerang, Rabu (19/8/2015). Rekonstruksi dimulai saat Bahrul dan Musyarafah awalnya bertemu di Indomaret Balaraja Barat pada sore hari, Minggu (31/5/2015).

Setelah itu, keduanya langsung pergi ke industri rumahan pembuat paving blok di Kampung Nagreg RT 04/01 Desa Sentul, Balaraja, Kabupaten Tangerang. Di sana, Bahrul dan Musyarafah bercengkrama kembali.

Keduanya sempat mencari ke warung makan. Setelah itu, mereka kembali ke dalam industri rumahan tersebut. Tak beberapa lama, Musyarafah pun meminta izin untuk ibadah shalat Maghrib di gubuk tempat keduanya bersantai. Sedangkan, Bahrul duduk menonton televisi yang ada di dalam gubuk terbuka tersebut.

Setelah menunaikan ibadah shalat Maghrib, Musyarafah dan Bahrul kembali memgobrol. Namun, pembicaraan keduanya tampak menjadi panas. Pemicunya adalah Musyarafah yang terus menagih utang.

Bahrul pun naik pitam, ia berusaha menenangkan Musyarafah yang beranjak pergi meninggalkannya. Namun, Musyarafah tak mengindahkan dan berlalu.

Dari jarak sekitar dua meter, Bahrul megambil sebuah potongan batako yang berada di bawahnya. Batako tersebut langsung menyambar leher kanan Musyarafah dari belakang.

Musyarafah pun roboh. Saat itu, Bahrul panik dan berusaha membangungkan tapi tak membuahkan hasil. Bahrul akhirnya menggendong Musyarafan menuju tempat kosong yang berada di samping gubuk.

Musyarafah diduduki dan disendrerkan di belakang batako yang tersusun ke atas. Di sana Bahrul sempat mengecek nafas Musyarafah lewat hidung dan mulutnya. Namun, lagi-lagi tak membuahkan hasil.

Alhasil, Musyarafah dibawa Bahrul dengan cara digendong ke empang yang berada di belakang industri rumahan batu tersebut. Musyarafah diletakkan di pinggir empang, sedangkan Bahrul mencari tali dan batu untuk mengikat Musyarafah.

Bahrul berniat untuk menghilangkan jejak dengan menenggelamkan Musyarafah ke empang tersebut dengan batu terikat di kedua kakinya. Setelah dipasang dan diceburi, Bahrul melihat kaki kanan dan punggung Musyarafah masih muncul di empang tesebut.

Ia pun kembali mencari lima buah batako lagi. Satu batu diikatkan ke kaki kanan, dan lima lagi batu lagu dipasang berjejer ke punggung Musyarafah. Akhirnya Musyarafah pun tenggelam pada saat itu dan baru diketemukan pada 24 Juni 2015 oleh warga setempat.

"Ada 47 adegan di tiga tempat dalam rekonstruksi ini," kata Kepala Unit 5 Subdit Resmob Ditektorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Handik Zusen di tempat kejadian perkara, Rabu siang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com