Rohmah (51), warga RT 09 RW 02 Kampung Pulo, tampaknya tidak tertarik dengan tawaran Ahok. Rohmah mengatakan, dirinya sudah terbiasa mencari nafkah dengan berjualan daging keliling di Kampung Pulo.
"Kalau pulang kampung, mau kerja apa juga bingung. Kami sudah terbiasa di sini. Saya jualan daging keliling di Kampung Pulo, dan sudah punya langganan," kata Rohmah saat ditemui di rumahnya, Jumat (21/8/2015).
Oleh karena itu, ia tak tahu akan bekerja apa jika harus kembali ke kampung halamannya di, Bogor, Jawa Barat. Selain itu, tawaran Rp 5 juta dari Ahok juga dinilai kecil.
"Lima (Rp 5 juta) juga cukup apa ya? Saya saja bangun rumah ini Rp 20 juta. Kalau ke kampung buat (sewa) bawa barang-barang juga enggak cukup," ujar Rohmah.
Wanita yang tinggal di bantaran Sungai Ciliwung itu mengatakan, dirinya pasrah dengan kebijakan pemerintah. Rohmah yang tinggal bersama suami dan dua anaknya itu sedang berberes-beres memindahkan barang. Ia hendak pindah ke Rusun Jatinegara Barat.
"Saya dapat di lantai 11A," ujar Rohmah.
Senada dengan Rohmah, Imas (24), warga RT 09 RW 02. Ia mengatakan tak mungkin pulang ke kampung halamannya di Brebes, Jawa Tengah. Terlebih lagi, suaminya adalah warga asli Kampung Pulo. Namun, dirinya menilai, tawaran Ahok itu tidak memberikan solusi bagi warga. Sebab, warga setempat menurutnya banyak yang mencari nafkah dengan berdagang.
"Ya kan usahanya di sini. Soalnya kalau di kampung, kami enggak biasa usaha. Penginnya di sini," ujar Imas.
Sebelumnya, Ahok mengungkapkan, Joko Widodo atau Jokowi saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI pernah memberi sejumlah uang kepada warga korban penggusuran Waduk Ria Rio. Menurut Basuki, uang itu bukanlah kompensasi ataupun ganti rugi (kerahiman) bagi warga Ria Rio, melainkan uang untuk kembali ke kampung halaman masing-masing.
"Ini semacam karena mereka minta mau pulang kampung, ya sudah dikasih deh (uang sama Jokowi)," kata Basuki di Balai Kota, Kamis (20/8/2015).