Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Bukit Duri Tak Mau Tinggal di Rusun, Pilih KPR atau Pulang Kampung

Kompas.com - 26/08/2015, 05:31 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Warga Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, mengungkapkan ketidaksepakatannya untuk dipindahkan ke rumah susun. Padahal, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana untuk memindahkan mereka ke dua rusun yang akan dibangun.

Sanardi (65), warga Bukit Duri, mengatakan bahwa suasana di rusun sangat berbeda dengan suasana perkampungan yang sudah dinikmatinya sejak tahun 1970-an itu. Menurut dia, kehidupan di rusun terlalu individualistis dan tidak ada budaya tolong-menolong, seperti yang dia rasakan saat tinggal di perkampungan.

"Nanti bagaimana kalau sewaktu-waktu sakit, enggak ada yang tolong. Kan kalau di kampung, kami bisa saling tolong," kata pria asal Tegal ini saat dijumpai di tempat tinggalnya, Selasa (25/8/2015).

Ia pun mengungkapkan, daripada harus dipindahkan ke rusun, ia lebh memilih untuk pulang ke kampung halamannya. Dia memiliki rumah di Tegal yang saat ini ditinggali anaknya.

Juhana (50), warga lainnya, mengatakan, rusun yang nantinya akan diberikan pemerintah kepada warga Bukit Duri akan berstatus sewa. Padahal, ia bercita-cita supaya anak cucunya juga menikmati tinggal di rumah sendiri.

"Kalau sewa terus sampai mati, kapan kita bisa punya warisan buat anak cucu? Kan saya penginnya bisa punya rumah sendiri juga," kata Juhana.

Muhridin (63), warga lainnya, mengatakan, jika selamanya menyewa rusun, ia menilai bahwa dirinya tidak akan mendapatkan apa-apa. Uang sewa yang dibayarkan tiap bulan akan menguap begitu saja.

Namun, menurut dia, cerita akan berbeda bila pemerintah mau memberikan fasilitas kredit pemilikan rumah (KPR) kepada mereka. Tiap bulan, mereka juga tetap membayar, tetapi bisa mendapatkan rumah dengan sertifikat hak milik setelah pencicilan selesai.

Pria asal Tegal ini pun mengaku tidak keberatan bila harus diberi KPR di daerah-daerah penyangga Ibu Kota, misalnya di Depok atau Bekasi. Hal itu mengingat di Jakarta sudah sangat jarang ada tempat yang bisa dijadikan perumahan murah. "Enggak apa-apa, yang penting bisa punya rumah sendiri," ujarnya.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta hingga saat ini belum dapat menentukan tanggal penggusuran permukiman Bukit Duri. Sebab, penggusuran akan dilakukan setelah rusun yang akan menampung warga selesai dibangun. Namun, pembangunan rusun diperkirakan selesai pada akhir 2016 mendatang. Pemerintah Provinsi DKI mempersiapkan Rusunawa Cipinang Besar Selatan (Cibesel) dan Pulogebang untuk relokasi warga Bukit Duri.  

Pemerintah memastikan tidak akan memberikan uang ganti rugi bagi warga yang tinggal di sana karena yang diduduki adalah tanah negara. Namun, jika ada yang memiliki sertifikat tempat tinggal, pemerintah akan membeli lahannya sesuai dengan harga appraisal atau penaksiran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Stasiun di Jakarta yang Layani Pembatalan Tiket Kereta Api

Daftar Stasiun di Jakarta yang Layani Pembatalan Tiket Kereta Api

Megapolitan
Kasus Ibu di Tangsel Lecehkan Anaknya, Keluarga Suami Mengaku Dapat Ancaman

Kasus Ibu di Tangsel Lecehkan Anaknya, Keluarga Suami Mengaku Dapat Ancaman

Megapolitan
Sepakat Damai, Eks Warga Kampung Bayam Bersedia Direlokasi ke Rusun Nagrak

Sepakat Damai, Eks Warga Kampung Bayam Bersedia Direlokasi ke Rusun Nagrak

Megapolitan
Tiga Pemuda Jadi Tersangka Pembacokan Polisi di Kembangan

Tiga Pemuda Jadi Tersangka Pembacokan Polisi di Kembangan

Megapolitan
Jadwal Konser Musik Jakarta Fair 2024

Jadwal Konser Musik Jakarta Fair 2024

Megapolitan
Puluhan Warga di Bogor Diduga Keracunan, 1 Orang Meninggal Dunia

Puluhan Warga di Bogor Diduga Keracunan, 1 Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Tangkap 5 Tersangka Pemalsu Dollar AS, Satu Pelaku WNA

Polisi Tangkap 5 Tersangka Pemalsu Dollar AS, Satu Pelaku WNA

Megapolitan
Deklarasi Jadi Cawalkot Depok, Supian Suri Ingin Berikan Kebijakan yang Baik untuk Warga

Deklarasi Jadi Cawalkot Depok, Supian Suri Ingin Berikan Kebijakan yang Baik untuk Warga

Megapolitan
Mediasi Berhasil, Eks Warga Kampung Bayam dan Jakpro Sepakat Berdamai

Mediasi Berhasil, Eks Warga Kampung Bayam dan Jakpro Sepakat Berdamai

Megapolitan
Polisi Minta Video Ibu Cabuli Anak Tak Disebar Lagi, Penyebar Bisa Kena UU ITE

Polisi Minta Video Ibu Cabuli Anak Tak Disebar Lagi, Penyebar Bisa Kena UU ITE

Megapolitan
Kronologi Polisi Dibacok Saat Bubarkan Remaja yang Hendak Tawuran

Kronologi Polisi Dibacok Saat Bubarkan Remaja yang Hendak Tawuran

Megapolitan
Panitia HUT Ke-79 RI Siapkan 2 Skenario, Heru Budi: Di Jakarta dan IKN

Panitia HUT Ke-79 RI Siapkan 2 Skenario, Heru Budi: Di Jakarta dan IKN

Megapolitan
Berkenalan Lewat Aplikasi Kencan, Seorang Wanita di Jaksel Jadi Korban Penipuan Rp 107 Juta

Berkenalan Lewat Aplikasi Kencan, Seorang Wanita di Jaksel Jadi Korban Penipuan Rp 107 Juta

Megapolitan
Deklarasi Maju Sebagai Cawalkot, Supian Suri Cuti dari Sekda Depok

Deklarasi Maju Sebagai Cawalkot, Supian Suri Cuti dari Sekda Depok

Megapolitan
Kondisi Terkini Anak Korban Pencabulan Ibu Kandung, Biddokkes Polda Metro: Psikologis Nampaknya Normal

Kondisi Terkini Anak Korban Pencabulan Ibu Kandung, Biddokkes Polda Metro: Psikologis Nampaknya Normal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com