Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penembokan Akses Rumah Juga Terjadi di Depok

Kompas.com - 07/11/2015, 08:37 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Penutupan akses rumah dengan cara ditembok tidak hanya terjadi di Perumahan Bukit Mas Bintaro, Jakarta Selatan. Kejadian yang hampir sama juga terjadi di Depok, tepatnya di Perumahan Taman Anyelir II, Jalan Raya Kalimulya.

Sama seperti di Bintaro, penutupan akses rumah di Depok itu juga terjadi akibat keberatan warga kompleks perumahan terhadap rumah lain yang didirikan di luar kompleks Taman Anyelir. Namun, akses keluar-masuk ke rumah itu menggunakan jalan di kompleks tersebut.

Salah seorang warga sekitar, Amin, mengatakan bahwa penembokan akses rumah itu dilakukan sekitar 2012.

Ia menurutkan, pada akhir 2011, ada seseorang yang membangun rumah di balik tembok pembatas kompleks di salah satu sudut Blok F6 Perumahan Taman Anyelir II.

"Bangunnya di tanah kampung, di luar kompleks," kata Amin kepada Kompas.com, Sabtu (6/11/2015).

Amin merasa curiga karena rumah itu dibangun dengan posisi mengarah kompleks perumahan, bukan perkampungan di sekitarnya. Kecurigaan terbukti saat rumah tersebut selesai dibangun beberapa bulan kemudian.

"Pas rumahnya jadi, tembok perumahan langsung dibongkar sama dia. Jadi dia mau keluar-masuknya lewat perumahan," ujar Amin.

Warga lainnya, Budi, mengatakan, karena keberatan dengan tindakan tersebut, warga pun langsung melaporkan pembongkaran tembok pembatas itu pada pengembang perumahan.

Berbeda dari kejadian di Perumahan Bukit Mas Bintaro, yang mana pengembangnya sudah pailit, pengembang Taman Anyelir II masih aktif.

"Pas warga laporin, pengembangnya langsung cepat nembokin lagi. Jadi pengembang yang bangun temboknya, bukan warga," kata Budi.

Pantauan Kompas.com, rumah yang ditembok di perumahan Taman Anyelir II dalam keadaan kosong.

Warga sekitar menuturkan bahwa rumah tersebut memang jarang ditempati oleh pemiliknya karena susahnya akses keluar masuk.

"Dia sudah telanjur bangun ngadep perumahan, bukan ke jalan kampung. Jadi pas ditutup (tembok), sudah enggak punya akses jadinya," ujar Mukmin, warga setempat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com