TANGERANG, KOMPAS.com — Di gang sempit Kompleks Mahkamah Agung, Pamulang Indah, Pamulang, Tangerang Selatan, berjejer karangan bunga yang diguyur hujan dan angin malam.
Nama dokter Dionisius Giri Samudra atau yang akrab disapa dokter Andra menghiasi bagian tengah dari semua karangan bunga yang ada. Di sekeliling karangan bunga, berkumpul orang-orang yang di tangannya memegang tisu dan sapu tangan.
Sambil menyanyikan lagu rohani, mereka mendoakan dokter Andra yang meninggal dalam tugasnya di RSUD Cendrawasih, Kabupaten Kepulauan Aru, Provinsi Maluku, Rabu (11/11/2015) pukul 18.00 Wita.
Tampak di ruang tamu dari pintu rumah yang dibuka, Fransisca Ristansia (50) bernyanyi sambil menangis.
Ibu dari dokter Andra itu ikut mendoakan dari jauh. Jenazah dokter Andra tengah dibawa menuju ke rumah duka dengan ditemani oleh ayahnya, Agustinus Mudjianto (57).
Bibi dari dokter Andra, Tuti Martoyo (60), bercerita tentang kabar yang diterima keluarga pada hari Minggu, 8 November 2015 lalu.
Teman sejawatnya mengabarkan, dokter Andra sedang terkena demam tinggi. Saat itu, dokter Andra bersama dua orang temannya sedang berada di kapal dari pelabuhan di Kota Tual menuju Dobo dengan estimasi waktu perjalanan 12 jam.
"Temannya yang dokter juga kasih tahu, Andra lagi demam tinggi. Trombositnya turun drastis. Ada kabar begitu, ayahnya langsung nyusul Andra ke sana," kata Tuti kepada Kompas.com di rumah duka, Kamis (12/11/2015) malam.
Perjalanan ke Dobo memang cukup jauh. Agustinus harus naik pesawat dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Bandara Pattimura, Ambon, Maluku.
Sesampainya di Ambon, perjalanan dilanjutkan dengan menaiki pesawat kecil menuju kota Tual. Dari kota Tual, naik kapal feri di pelabuhannya baru sampai ke Dobo, tempat dokter Andra bertugas.
Perjalanan belum tuntas, Agustinus harus mendapatkan kabar duka, dokter Andra dinyatakan meninggal dunia. Saat itu, Agustinus baru akan menyeberang dari Kota Tual menuju Dobo.
Kini, Agustinus bersama jenazah dokter Andra masih dalam perjalanan untuk kembali ke rumahnya di Tangerang Selatan. Rencananya, mereka akan tiba di Bandara Soekarno-Hatta, esok, pukul 10.00 WIB.
Sambil menanti kedatangan dokter Andra, doa dan nyanyian tidak henti-hentinya dilantunkan keluarga dan kerabat. Satu kesan yang sangat membekas di benak mereka, dokter Andra adalah anak yang penurut dan dokter yang penyayang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.