Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas TV Raih Penghargaan Karya Jurnalistik Terbaik

Kompas.com - 16/11/2015, 07:08 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Reportase Kompas TV yang berjudul "Sarjana Instan" karya Mercylia Marlisa Tirayoh mendapat penghargaan sebagai karya jurnalistik TV terbaik 2015.

Penghargaan itu diberikan dalam lomba jurnalistik Apresiasi Jurnalis Jakarta (AJJ) 2015 dalam acara Festival Media 2015 yang diselenggarakan Aliansi Jurnalis Independen di Kampus Atma Jaya, Jakarta, Minggu (15/11/2015).

Reportase "Sarjana Instan" mengungkap skandal ijazah ilegal yang melibatkan dosen dan perguruan tinggi. Karya ini membuka modus praktik calo pembuatan ijazah aspal atau asli tapi palsu.

Pemenang untuk kategori media cetak adalah karya jurnalistik dengan judul “Sekutu Bisnis Anak Hakim” karya Sukma Nugraha dari Tempo.

Karya ini mengungkap skandal bisnis anak-anak hakim agung dan pengacara. Juri menilai, berita ini mampu memberikan data dan bukti hubungan bisnis antara anak hakim agung dan pengacara dalam satu usaha patungan rumah sakit.

Sedangkan karya terbaik untuk kategori media online adalah reportase serial bersambung kerusuhan di Tolikara, Papua, berjudul “Kisah Kristen Tolikara Hibahkan Tanah Ulayat untuk Musala” karya Aghnia Adzkia dari CNNIndonesia.com.

Karya ini dianggap memberikan sisi lain dari kerusuhan Tolikara yang berbungkus isu SARA. Si jurnalis datang langsung ke tempat kejadian dan mewawancarai tokoh-tokoh terkait, sehingga cerita bisa dikemas apik.

Terakhir karya foto bercerita dimenangkan Rommy Pujianto dari Harian Media Indonesia dengan judul “Suami Istri di Pusaran Korupsi”.

Juri menilai sang fotografer jeli mengambil foto tersangka dan terdakwa korupsi yang diajuka ke pengadilan, lalu merangkumnya.

Dalam satu foto cerita dengan pesan yang sangat jelas, keterlibatan suami dan istri beberapa pejabat publik dalam perkara korupsi.

Sementara untuk kategori radio, para juri memutuskan tidak ada pemenangnya. Kelima juri AJJ beralasan tidak ada karya yang layak untuk dimenangkan.

“Tidak ada magnet, tidak ada suatu yang baru, tidak ada sesuatu yang ‘nembak’. Sehingga tidak ada standar yang membuat ini layak menang,” kata anggota juri Ging Ginanjar.

Tidak ada yang menonjol

Dari 80 karya yang masuk ke panitia, juri merasa tidak puas dengan karya-karya tersebut. Tidak ada karya yang menonjol untuk dijadikan “yang terbaik”.

Namun juri mengapresiasi usaha jurnalis Jakarta yang menyajikan karya yang bermanfaat untuk publik dan berpengaruh.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Megapolitan
Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Megapolitan
Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Megapolitan
Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Megapolitan
Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Megapolitan
Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Megapolitan
Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Megapolitan
3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

Megapolitan
Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Megapolitan
3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Megapolitan
Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Megapolitan
Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Megapolitan
Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa 'Debt Collector' yang Berkali-kali 'Mangkal' di Wilayahnya

Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa "Debt Collector" yang Berkali-kali "Mangkal" di Wilayahnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com