Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada Kamar, Selasar Pun Jadi...

Kompas.com - 16/11/2015, 15:04 WIB
JAKARTA, KOMPAS - "Kalau begini terus, sebentar lagi barang-barang saya jual. Biar dapat tempat tinggal baru untuk kami berlima."

Begitu ucapan Nurhayati (63), nenek dari empat cucu, setelah seminggu terakhir menginap di selasar rusun.

Jumat (13/11) siang, janda enam anak ini telaten mengatur jualannya. Stoples penuh permen dijejerkan di atas meja kecil. Barang jualan itu sekaligus menjadi dinding utama "rumah" barunya.

Di belakang jualannya itu, barang-barang yang dulunya ditaruh di unit 513 Blok B, Rusunawa Waduk Pluit, Muara Baru, diletakkan.

Sebuah televisi 21 inci, kipas angin, dan beberapa lemari dijejer. Dua kasur digulung dan diletakkan di atas meja di salah satu sudut ruangan.

Selama tujuh hari terakhir, selasar itu menjadi rumah sementara Nurhayati bersama satu orang anak dan tiga cucunya.

Pada Jumat lalu, dia dikeluarkan dari unit rusun yang telah ditempatinya sejak akhir 2013. Pasalnya, dia bersama sembilan penghuni lainnya tidak memiliki surat perjanjian sewa.

"Saya memang tidak punya SP. Tapi persyaratan saya lengkap. Selama hampir setahun juga saya bayar tagihan rusun. Jadi, uang pembayaran saya ke mana?" ucapnya sedih.

Nurhayati menuturkan, setiap bulan selama hampir setahun, dia rutin membayar uang sewa. Biaya Rp 161.500 dibayar kepada pengelola. Uang tersebut diperoleh dari hasil berjualan yang dia sisihkan.

Semenjak pindah dari rumahnya di bantaran Waduk Pluit, 2013, dia menetap di salah satu unit rusunawa. Bersama Zulkarnain (43), anak tertuanya yang menderita down syndrome, dan tiga cucunya, dia menempati unit tersebut.

Sejak saat itu pula, dia dan warga lain mengurus syarat-syarat yang diperlukan. Selain KTP dengan alamat rusun, buku tabungan Bank DKI juga dibuatnya. Namun, SP tidak kunjung diterimanya.

"Saya juga sudah tanya kepada pengurus dan dinas. Jawab mereka, disuruh tenang. Katanya nanti akan keluar. Tapi, tidak kunjung ada," ucapnya.

Karena alasan tidak memiliki SP itulah, dia akhirnya dikeluarkan dari unit yang dihuninya. Dia merasa ditipu karena pernah membayar, mengurus perlengkapan, tetapi tidak kunjung menerima SP.

"Saya juga telah menandatangani format SP. Di situ ada nama saya dan foto. Tapi tidak kunjung diberikan," katanya.

Jika Nurhayati dikeluarkan karena tidak memiliki SP, lain halnya dengan Supardi (65).

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mobil Warga Depok Jeblos ke 'Septic Tank' saat Mesin Dipanaskan

Mobil Warga Depok Jeblos ke "Septic Tank" saat Mesin Dipanaskan

Megapolitan
Senyum Bahagia Anak Cilincing, Bermain Sambil Belajar Lewat Program 'Runcing'

Senyum Bahagia Anak Cilincing, Bermain Sambil Belajar Lewat Program "Runcing"

Megapolitan
Joki Tong Setan Pembakar 'Tuyul' Rumah Hantu di Pasar Rebo Terancam 5 Tahun Penjara

Joki Tong Setan Pembakar "Tuyul" Rumah Hantu di Pasar Rebo Terancam 5 Tahun Penjara

Megapolitan
Transaksi Judi Online Kecamatan Bogor Selatan Tertinggi, Perputaran Uang Rp 349 Miliar

Transaksi Judi Online Kecamatan Bogor Selatan Tertinggi, Perputaran Uang Rp 349 Miliar

Megapolitan
Ulah Jukir di Depan Masjid Istiqlal yang Berulang, Kini Palak “Tour Leader” Rp 300 Ribu dan Sopir Bus

Ulah Jukir di Depan Masjid Istiqlal yang Berulang, Kini Palak “Tour Leader” Rp 300 Ribu dan Sopir Bus

Megapolitan
Heru Budi Sebut Penjarah Aset Rusunawa Marunda Sudah Dihukum, Warga: Belum Ada Penangkapan

Heru Budi Sebut Penjarah Aset Rusunawa Marunda Sudah Dihukum, Warga: Belum Ada Penangkapan

Megapolitan
Dibakar Joki Tong Setan, Pemeran Tuyul Rumah Hantu Alami Luka Bakar 40 Persen

Dibakar Joki Tong Setan, Pemeran Tuyul Rumah Hantu Alami Luka Bakar 40 Persen

Megapolitan
Panitia PPDB Jakut Ingatkan Tak Ada Jalur Zonasi untuk Jenjang SMK

Panitia PPDB Jakut Ingatkan Tak Ada Jalur Zonasi untuk Jenjang SMK

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Ternyata Belum Laporkan Kasus Penjarahan, Masih Lengkapi Berkas

Pengelola Rusunawa Marunda Ternyata Belum Laporkan Kasus Penjarahan, Masih Lengkapi Berkas

Megapolitan
Akhirnya PKS Usung Anies dan Kader Sendiri pada Pilkada Jakarta 2024

Akhirnya PKS Usung Anies dan Kader Sendiri pada Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Pengalaman Buruk Rombongan Bandung Dikejar, Dipalak, dan Diancam Preman Jakarta Gara-gara Parkir

Pengalaman Buruk Rombongan Bandung Dikejar, Dipalak, dan Diancam Preman Jakarta Gara-gara Parkir

Megapolitan
Dapat Restu Maju Pilkada Bogor, Atang Trisnanto Kuatkan Tim Pemenangan

Dapat Restu Maju Pilkada Bogor, Atang Trisnanto Kuatkan Tim Pemenangan

Megapolitan
Berbagai Kendala Kartu Keluarga Saat PPDB Jalur Zonasi, Anak Baru Pindah KK Tak Terbaca Sistem

Berbagai Kendala Kartu Keluarga Saat PPDB Jalur Zonasi, Anak Baru Pindah KK Tak Terbaca Sistem

Megapolitan
Teganya 'Wedding Organizer' Tipu Calon Pengantin di Bogor, Tak Ada Dekorasi di Hari Resepsi

Teganya "Wedding Organizer" Tipu Calon Pengantin di Bogor, Tak Ada Dekorasi di Hari Resepsi

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 26 Juni 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 26 Juni 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com