Begitu ucapan Nurhayati (63), nenek dari empat cucu, setelah seminggu terakhir menginap di selasar rusun.
Jumat (13/11) siang, janda enam anak ini telaten mengatur jualannya. Stoples penuh permen dijejerkan di atas meja kecil. Barang jualan itu sekaligus menjadi dinding utama "rumah" barunya.
Di belakang jualannya itu, barang-barang yang dulunya ditaruh di unit 513 Blok B, Rusunawa Waduk Pluit, Muara Baru, diletakkan.
Sebuah televisi 21 inci, kipas angin, dan beberapa lemari dijejer. Dua kasur digulung dan diletakkan di atas meja di salah satu sudut ruangan.
Selama tujuh hari terakhir, selasar itu menjadi rumah sementara Nurhayati bersama satu orang anak dan tiga cucunya.
Pada Jumat lalu, dia dikeluarkan dari unit rusun yang telah ditempatinya sejak akhir 2013. Pasalnya, dia bersama sembilan penghuni lainnya tidak memiliki surat perjanjian sewa.
"Saya memang tidak punya SP. Tapi persyaratan saya lengkap. Selama hampir setahun juga saya bayar tagihan rusun. Jadi, uang pembayaran saya ke mana?" ucapnya sedih.
Nurhayati menuturkan, setiap bulan selama hampir setahun, dia rutin membayar uang sewa. Biaya Rp 161.500 dibayar kepada pengelola. Uang tersebut diperoleh dari hasil berjualan yang dia sisihkan.
Semenjak pindah dari rumahnya di bantaran Waduk Pluit, 2013, dia menetap di salah satu unit rusunawa. Bersama Zulkarnain (43), anak tertuanya yang menderita down syndrome, dan tiga cucunya, dia menempati unit tersebut.
Sejak saat itu pula, dia dan warga lain mengurus syarat-syarat yang diperlukan. Selain KTP dengan alamat rusun, buku tabungan Bank DKI juga dibuatnya. Namun, SP tidak kunjung diterimanya.
"Saya juga sudah tanya kepada pengurus dan dinas. Jawab mereka, disuruh tenang. Katanya nanti akan keluar. Tapi, tidak kunjung ada," ucapnya.
Karena alasan tidak memiliki SP itulah, dia akhirnya dikeluarkan dari unit yang dihuninya. Dia merasa ditipu karena pernah membayar, mengurus perlengkapan, tetapi tidak kunjung menerima SP.
"Saya juga telah menandatangani format SP. Di situ ada nama saya dan foto. Tapi tidak kunjung diberikan," katanya.
Jika Nurhayati dikeluarkan karena tidak memiliki SP, lain halnya dengan Supardi (65).