Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/11/2015, 07:25 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah sempat berburuk sangka, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengapresiasi profesionalisme para auditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Bahkan, lanjut Basuki, BPK sampai meyakinkan dirinya tidak mengikutsertakan Kepala BPK DKI Efdinal dalam pemeriksaan audit investigasi Rumah Sakit Sumber Waras. 

"Ternyata, mereka (BPK) baik banget lho. Yang penting, intinya Efdinal (Kepala BPK DKI) enggak ikutan (audit investigasi) deh," kata Basuki di Balai Kota, Senin (23/11/2015) malam. 

Saat memeriksa Basuki, BPK langsung meyakinkan bahwa mereka bukan BPK DKI. BPK dalam kapasitas sebagai lembaga negara ingin membantu menuntaskan permasalahan yang terindikasi kerugian daerah hingga Rp 191 miliar tersebut.

"'Jadi, Bapak jangan merasa kami ini Pak Efdinal.' Begitu kata mereka," kata Basuki. 

Selama pemeriksaan, Basuki mengaku tak jarang lupa atas beberapa hal. Namun, BPK-lah yang mengingatkan Basuki pernah bertemu dengan pihak mana saja.

Selanjutnya, kata Basuki, BPK akan merampungkan audit investigasi untuk selanjutnya disampaikan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kemudian, KPK akan memutuskan memanggil pihak terkait, menetapkan tersangka, hingga menetapkan kerugian daerah yang timbul akibat itu.

"Kalau sampai ada (kerugian daerah), nanti dilihat siapa saja orangnya yang mutusin. Itu saja sih. Aku sih santai saja, dapat ilmu banyak, ternyata pejabat (DKI) ini parah juga lho administrasinya," kata Basuki.

Basuki memang masih kesal dengan Efdinal. Basuki menuding Efdinal tendensius dalam melakukan audit investigasi RS Sumber Waras.

Tak hanya itu, Indonesia Corruption Watch (ICW) juga melaporkan Efdinal ke Majelis Etik BPK atas kepemilikan lahan di TPU Pondok Kelapa, Jakarta Timur.

Kasus pembelian lahan RS Sumber Waras bermula setelah BPK menemukan wanprestasi. Pemprov DKI membayar lahan sebesar Rp 755 miliar.

BPK menemukan adanya indikasi kerugian daerah sebesar Rp 191 miliar. Hal tersebut pertama kali diungkap dalam laporan hasil pemeriksaan (LHP) BPK terhadap APBD DKI tahun 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Megapolitan
Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Megapolitan
Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com