Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPRD Minta Pemprov DKI Buat Buku Profil Anggota Dewan Dalam Dua Bahasa

Kompas.com - 14/12/2015, 08:36 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - DPRD DKI mengusulkan berbagai penambahan kegiatan di dalam Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2016.

Salah satunya adalah peningkatan pemberian suvenir DPRD DKI. Suvenir itu akan diberikan kepada para tamu resmi yang berkunjung ke DPRD DKI. 

"Kami minta ada anggaran suvenir buat orang yang datang dari daerah. Masa suvenir kami kayak karang taruna? Cuma akrilik,. Kan gila," kata Wakil Ketua Pimpinan Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI Mohamad Taufik, di Gedung DPRD DKI, Sabtu (12/12/2015).

"(Pemprov DKI) bikinin dong buku profil anggota dewan yang dua bahasa. Masa suvenir wartawan lebih bagus, lihat nih suvenir kita bahan akrilik orang nari begini, Ya Allah. Bikinin yang baguslah, malu-maluin aja," kata Taufik lagi.

Meski demikian, Taufik mengaku tidak ada usulan perbaikan inventaris DPRD DKI. Namun, di sisi lain, Taufik tak menampik gedung DPRD DKI sudah tua.

Kemudian berbagai perabot yang ada di dalamnya, kata dia, sudah tidak diganti selama tujuh tahun.

Ia meminta Sekretaris Dewan (Sekwan) DPRD DKI Muhammad Yuliadi mulai memikirkan perbaikan inventaris.

"Kamu tahu orang hajatan di kampung-kampung, yang mejanya dilipet-lipet? Sama kayak punya dewan di sini. Padahal ini kan buat kenyamanan orang kerja, kursi juga sudah dari tahun jebot enggak diganti," kata Taufik. 

Tak hanya itu, Banggar DPRD DKI juga mendorong Pemprov DKI menjadikan DPRD sebagai parlemen modern serta menggunakan IT. Taufik mengatakan, perlu dibangun sistem untuk mencari data.

Kini, kata dia, DPRD harus mencari data-data di rak atau filling cabinet. Melalui sistem tersebut, nantinya anggota dewan tinggal membuka web atau aplikasi untuk mencari Perda atau data lainnya.

"Gedung ini saja belum ada LAN (jaringan internet) nya. Kamu bayangin kita nyari data di rak, berdebu semua, bikin sakit. Kayak orang zaman dulu saja enggak efektif," kata Taufik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagab DKI

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagab DKI

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com