Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kronologi dari Klinik Chiropractic First Saat Menangani Siska

Kompas.com - 10/01/2016, 19:41 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Chiropratic First memberikan jawaban menyusul pemberitaan atas pasien perempuan bernama Allya Siska Nadya yang meninggal dunia setelah menerima perawatan di klinik Chiropractic First cabang Mal Pondok Indah 1, Jakarta Selatan.

"Dalam hal ini, Manajemen dan staf Chiropractic First menyampaikan rasa duka cita yang mendalam kepada pihak keluarga yang ditinggalkan," tulis pernyataan Chiropratic First yang disampaikan oleh Widodo Heru selaku operations Manager Chiropractic First Indonesia Office dalam keterangan persnya, Minggu (10/1/2016).

Lebih lanjut pihak Chiropractic First menyampaikan kronologi kejadian, sebagai berikut:

"Almarhumah Allya Siska Nadya pertama kali datang ke klinik Chiropractic First cabang Mal Pondok Indah 1, Jakarta Selatan pada 5 Agustus 2015 untuk berkonsultasi dan perawatan karena sebagian berita pada tanggal 6 baru dilakukan dan tanggal 5 melakukan pendaftaran," tulis pernyataan itu.

"Dari foto X-ray yang diberikan almarhumah dipastikan ada cacat bawaan tulang leher karena vertebra yang tidak terbentuk sempurna saat lahir. Akibatnya, tulang leher yang bersangkutan mengalami pembengkokan ke depan," lanjut pernyataan Chiropractic First.

Chiropractic First menjelaskan berdasarkan riwayat medis, Allya menderita tekanan darah tinggi dan pernah terkena demam berdarah namun dalam kunjungannya, Allya mengeluhkan sakit leher, sakit pinggang, pundak kaku, dan telinga berdenging. 

"Dalam kunjungan pertamanya ke cabang, beliau diperiksa oleh Randall Cafferty, chiropractor dengan lisensi dari Amerika Serikat," lanjut Chiropractic First.

Lebih lanjut, Cafferty pun melakukan manipulasi tulang belakang standar yang membuat Allya merasa lebih enak dan kembali lagi pada hari berikutnya 6 Agustus 2015 untuk perawatan kedua pada siang hari dan Allya tidak menyampaikan keluhan setelah perawatan.

"Sangat disesalkan pada 6 Agustus 2015 tengah malam, almarhumah merasakan nyeri yang hebat dan masuk rumah sakit sampai meninggal pada 7 Agustus 2015 pagi hari," tulis Chiropractic First.

Klinik itu menyatakan selama ini belum pernah mendapatkan keluhan dari pelanggan terkait kinerja chiropractor.

"Kami sampaikan bahwa, Chiropractic First melalui chiropractor bersedia melakukan perawatan bagi pelanggan yang mengalami cacat bawaan tulang leher, secara kasus-per-kasus berdasarkan penilaian chiropractor bersangkutan," katanya.

"Karena itu, terjadinya kematian sangat disayangkan dan penyebab kematian secara pasti baru dapat diketahui setelah pelaksanaan otopsi," lanjutnya.

Meminta Randall kembali ke Indonesia

Terkait keberadaan Randall Cafferty, chiropractor telah menjalin kerja sama dengan pihak berwajib untuk melakukan investigasi sejak November 2015. 

"Chiropractic First sampai saat ini masih berusaha mencari Randall Cafferty dan akan meyakinkan Randall untuk kembali ke Indonesia agar dapat membantu pihak kepolisian dalam investigasinya dalam rangka proses penegakan hukum," demikian Chiropractic First.

Kompas TV Randall Belum Punya Izin Praktik
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

7 Tahun Berdiri, Lokasi Binaan Pasar Minggu Kini Sepi Pedagang dan Pembeli

7 Tahun Berdiri, Lokasi Binaan Pasar Minggu Kini Sepi Pedagang dan Pembeli

Megapolitan
Polisi Tangkap DJ East Blake yang Diduga Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Polisi Tangkap DJ East Blake yang Diduga Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Megapolitan
Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Megapolitan
Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Megapolitan
Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Megapolitan
Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com