Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selidiki Kasus Siska, Polisi Akan Undang Praktisi "Chiropractic"

Kompas.com - 10/01/2016, 18:15 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pihak Polda Metro Jaya berencana berkumpul dengan sejumlah ahli kesehatan dan ahli chiropractic dalam rangka pengungkapan kasus meninggalnya Allya Siska Nadya (32), salah satu pasien di klinik Chiropractic First Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Dari pertemuan itu, polisi ingin mendapat gambaran tentang hal yang sebenarnya dilakukan di klinik tersebut.

"Selasa nanti, kami akan mengundang dokter forensik Polri, dokter di Pondok Indah yang menangani korban, dan perwakilan keluarga untuk mendapatkan gambaran terkait kematian ini. Kami juga undang praktisi chiropractic untuk tahu, praktik di sana termasuk apa, pijat, dukun, atau apa," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti, Minggu (10/1/2016).

Selain berkomunikasi dengan ahli-ahli kesehatan, Krishna juga akan berkonsultasi dengan jaksa untuk mencari tahu hal-hal yang diperlukan dalam kasus ini.

Menurut Krishna, pihak keluarga sudah siap bekerja sama jika harus dimintai keterangan lebih lanjut dalam penyelidikan kasus ini.

"Kami akan lakukan secara menyeluruh. Mulai dari iklannya, analisis di sana, sampai tindakan di klinik itu, apakah masuk dalam kategori tindak kedokteran atau tidak. Kalau bicara izinnya, klinik itu izin praktik kesehatan tradisional. Akan tetapi, apa yang sebenarnya dilakukan di sana," tutur Krishna.

Kasus Siska berawal ketika dia mengeluhkan nyeri pada leher dan tulang belakangnya. Keluhan itu sempat tertangani setelah Siska menjalani fisioterapi dan pijat.

Beberapa bulan setelahnya, keluhan yang sama muncul lagi. Saat itu, Siska berencana menempuh pendidikan strata dua di Perancis pada 18 Agustus 2015. Sebelum berangkat, dia mau menyembuhkan sakit di tulang belakangnya terlebih dahulu.

Siska pun memilih terapi di klinik Chiropractic First, Pondok Indah. Di sana, dia menemui terapis asing, Randall Caferty.

Setelah berkonsultasi, keesokan harinya, Siska bersedia menjalani terapi di sana. Setelah terapi selesai, sekitar pukul 23.00 WIB pada hari yang sama, Siska meringis karena merasakan sakit pada lehernya.

Siska langsung dibawa ke UGD Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI). Dokter di RSPI menilai, Siska mengalami kesemutan di leher hingga lengan. Sementara itu, ada pembengkakan di bagian belakang lehernya.

Dokter menduga, ada pembuluh darah yang pecah. Tidak lama setelah itu, Siska pun meninggal dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com