JAKARTA, KOMPAS.com — Pihak Polda Metro Jaya berencana berkumpul dengan sejumlah ahli kesehatan dan ahli chiropractic dalam rangka pengungkapan kasus meninggalnya Allya Siska Nadya (32), salah satu pasien di klinik Chiropractic First Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Dari pertemuan itu, polisi ingin mendapat gambaran tentang hal yang sebenarnya dilakukan di klinik tersebut.
"Selasa nanti, kami akan mengundang dokter forensik Polri, dokter di Pondok Indah yang menangani korban, dan perwakilan keluarga untuk mendapatkan gambaran terkait kematian ini. Kami juga undang praktisi chiropractic untuk tahu, praktik di sana termasuk apa, pijat, dukun, atau apa," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti, Minggu (10/1/2016).
Selain berkomunikasi dengan ahli-ahli kesehatan, Krishna juga akan berkonsultasi dengan jaksa untuk mencari tahu hal-hal yang diperlukan dalam kasus ini.
Menurut Krishna, pihak keluarga sudah siap bekerja sama jika harus dimintai keterangan lebih lanjut dalam penyelidikan kasus ini.
"Kami akan lakukan secara menyeluruh. Mulai dari iklannya, analisis di sana, sampai tindakan di klinik itu, apakah masuk dalam kategori tindak kedokteran atau tidak. Kalau bicara izinnya, klinik itu izin praktik kesehatan tradisional. Akan tetapi, apa yang sebenarnya dilakukan di sana," tutur Krishna.
Kasus Siska berawal ketika dia mengeluhkan nyeri pada leher dan tulang belakangnya. Keluhan itu sempat tertangani setelah Siska menjalani fisioterapi dan pijat.
Beberapa bulan setelahnya, keluhan yang sama muncul lagi. Saat itu, Siska berencana menempuh pendidikan strata dua di Perancis pada 18 Agustus 2015. Sebelum berangkat, dia mau menyembuhkan sakit di tulang belakangnya terlebih dahulu.
Siska pun memilih terapi di klinik Chiropractic First, Pondok Indah. Di sana, dia menemui terapis asing, Randall Caferty.
Setelah berkonsultasi, keesokan harinya, Siska bersedia menjalani terapi di sana. Setelah terapi selesai, sekitar pukul 23.00 WIB pada hari yang sama, Siska meringis karena merasakan sakit pada lehernya.
Siska langsung dibawa ke UGD Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI). Dokter di RSPI menilai, Siska mengalami kesemutan di leher hingga lengan. Sementara itu, ada pembengkakan di bagian belakang lehernya.
Dokter menduga, ada pembuluh darah yang pecah. Tidak lama setelah itu, Siska pun meninggal dunia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.