"PDI-P itu punya catatan khusus untuk memberikan rekomendasi kepada incumbent. Pada umumnya, kalau itu dianggap cukup berhasil, tidak ada persoalan yang serius, yang pasti PDI-P akan mendukung kembali," kata Djarot di Balai Kota, Kamis (11/2/2016).
Ia melontarkan pernyataan itu menanggapi kemungkinan akan diusungnya Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok oleh PDI-P. (Baca: Ahok: Mungkin Saya Gabung ke PDI-P).
Djarot sendiri tercatat sebagai Ketua DPP PDI-P Bidang Organisasi dan Pengkaderan.
Ia kemudian mencontohkan langkah PDI-P yang mengusung pasangan Tri Rismaharini dan Wisnu Buana pada Pemilihan Kepala Daerah Kota Surabaya 2015.
Meski sempat terjadi konflik di antara keduanya, Risma dan Wisnu tetap diusung PDI-P untuk maju dalam Pilkada Kota Surabaya karena dianggap berhasil memimpin.
"Contoh lain, di Banyuwangi, Pak Anas (Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas) bagus. Meskipun partai dulu tidak mengusung dia, tetapi pada akhirnya PDI-P tetap mengusung dia," ujar Djarot.
PDI-P belakangan santer diprediksi akan mengusung Ahok pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
Hal itu menyusul banyaknya elite PDI-P yang menyatakan Ahok masih pantas untuk memimpin Jakarta.
Sejauh ini, Ahok tidak tercatat sebagai kader PDI-P. Di sisi lain, PDI-P tercatat menjadi satu-satunya partai yang mampu mengusung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur tanpa harus berkoalisi dengan partai lain.
Namun, Djarot menilai hal itu sebenarnya tidak penting untuk dipermasalahkan. (Baca: Ahok Didekati PDI-P, Ini Komentar Teman Ahok ).
Ia bahkan akan siap jika diminta partai maju kembali di Pilkada sebagai pendamping Ahok.
"Ini kan paket, penugasan partai. Kalau partai menugaskan 'kau mengabdikan diri di DKI', ya siap. Enggak mengabdikan, ya siap enggak apa-apa. Ini tugas mulia," ucap Djarot.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.