Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Sebut Tudingan Petinggi PDI-P soal Uang Rp 100 Miliar sebagai Fitnah

Kompas.com - 11/03/2016, 21:49 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok membantah telah memberikan uang Rp 100 miliar ke Partai Nasional Demokrat (Nasdem). Ia menganggap tudingan yang dilontarkan Ketua DPP PDI-P Andreas Hugo Pareira sebagai fitnah.

"Waduh itu fitnah, parah amat. Ahok punya duit dari mana, sih? Gue udah buka. Kamu menghina amat ama Nasdem. Surya Paloh (Ketua Umum Nasdem) itu kaya banget," kata Ahok di RSUD Budhi Asih, Jakarta Timur, Jumat (11/3/2015).

Seperti diketahui, Nasdem tercatat menjadi satu-satunya partai yang mendukung Ahok. Meski demikian, Ahok membantah telah memberikan uang kepada partai tersebut. Menurut Ahok, Nasdem-lah yang berencana membiayai logistik kampanyenya dengan biaya mereka sendiri.

Sementara itu, Ahok menekankan, ia sudah bertekad maju melalui jalur independen. (Baca: PDI-P: Jangan-jangan Ahok Sudah Bayar Rp 100 Miliar ke Nasdem)

"Nanti kalau dia mau bikin kaus Teman Ahok, O-nya nanti dikasih lambang Nasdem. Mereka mau tiap minggu kegiatan nanti pakai duit sendiri," ujar dia.

Sebelumnya, Andreas mempertanyakan pernyataan Ahok yang menyebutkan butuh dana Rp 100 miliar untuk diusung partai politik menjadi calon gubernur DKI Jakarta. Ia penasaran bagaimana Ahok bisa mengetahui soal angka Rp 100 miliar itu.

"Coba tanya Nasdem yang sekarang sudah mengusung dia, jangan-jangan sudah terima Rp 100 miliar dari Ahok," kata Andreas, saat dihubungi, Jumat pagi.

Andreas memastikan bahwa saat mengusung Ahok bersama Jokowi pada Pilkada DKI 2012 lalu, PDI-P tidak meminta "mahar" sebesar itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Disdukcapil DKI Catat 7.243 Pendatang Tiba di Jakarta Pasca Lebaran

Disdukcapil DKI Catat 7.243 Pendatang Tiba di Jakarta Pasca Lebaran

Megapolitan
Oknum Diduga Terima Setoran dari 'Pak Ogah' di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Oknum Diduga Terima Setoran dari "Pak Ogah" di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Megapolitan
Polisi: 12 Orang yang Ditangkap Edarkan Narkoba Pakai Kapal Laut dari Aceh hingga ke Batam

Polisi: 12 Orang yang Ditangkap Edarkan Narkoba Pakai Kapal Laut dari Aceh hingga ke Batam

Megapolitan
Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Megapolitan
Siang Ini, Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok Tak Lagi Macet

Siang Ini, Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok Tak Lagi Macet

Megapolitan
Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Megapolitan
Larangan 'Study Tour' ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Larangan "Study Tour" ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Megapolitan
Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Megapolitan
Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Megapolitan
Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Megapolitan
Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Megapolitan
Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Megapolitan
Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Megapolitan
Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Megapolitan
Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com