JAKARTA, KOMPAS.com — Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat DKI Jakarta tengah melakukan penjaringan bakal calon gubernur DKI Jakarta. Meskipun demikian, Demokrat akan tetap realistis dan tidak memaksakan harus mengusung calon gubernur pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Kami realistis karena Demokrat kan cuma 10 kursi (di DPRD DKI). Demokrat tidak akan ngotot harus jadi gubernur. Kalau pada akhirnya posisinya bisa cukup untuk wagub (wakil gubernur), ya itulah realitas politik yang akan terjadi nanti," ujar Ketua Bidang Verifikasi Tim Penjaringan Demokrat Lazarus Simon Ishaq di Pondok Kopi, Jakarta Timur, Selasa (26/4/2016).
Lazarus menuturkan, ketika Demokrat harus berkoalisi dengan partai lain yang memiliki jumlah kursi lebih banyak di DPRD DKI Jakarta, kemungkinan Demokrat hanya bisa mencalonkan wakil gubernur.
Menurut dia, konsekuensi itu harus bisa diterima oleh figur-figur yang mengikuti penjaringan bersama Demokrat.
"Nah, kalau nanti pada akhirnya ada keputusan lain (cagub menjadi cawagub), itu situasional politik. Mungkin nanti misalnya calon lain itu ada yang tidak mendaftar ke Partai Demokrat, tetapi kursi dia (partai tersebut) lebih besar, itu deal politik di situ. Pada akhirnya, dia yang diusung (jadi cagub) dan yang dari Demokrat harus pada posisi kedua," ucapnya.
Lazarius hanya memastikan bahwa calon yang akan diusung atau didukung Partai Demokrat pada Pilkada DKI 2017 nanti adalah figur yang mengikuti proses penjaringan melalui partai.
"Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono, Ketua Umum Partai Demokrat) adalah orang yang taat asas. Jika beliau memerintahkan tahapan (proses penjaringan) itu, maka tahapan itulah yang akan menjadi acuan beliau," tutur Lazarus.
Partai Demokrat memiliki 10 kursi di DPRD DKI Jakarta. Mereka harus berkoalisi dengan partai lain jika ingin mengusung cagub dan cawagub.
Syarat untuk parpol yang ingin mengusung cagub dan cawagub adalah minimal memiliki 22 kursi di DPRD DKI Jakarta.
Adapun beberapa figur yang mendaftar ikut penjaringan bakal cagub ke Demokrat adalah Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra; Ketua DPW PPP Abraham Lunggana; politisi Gerindra, Sandiaga Uno; mantan Menpora, Adhyaksa Dault; dan kader internal, Mischa Hasnaeni Moein.