Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/04/2016, 11:35 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku sebenarnya dia dilema dengan rencana-rencana penggusuran. Namun, dia mengingatkan dirinya sendiri bahwa yang dia lakukan bukan menggusur, melainkan merelokasi warga.

"Kalau penggusuran tentu kita dilema, (tapi) ini kan relokasi," ujar pria yang akrab disapa Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Kamis (28/4/2016).

Ahok mengatakan, selama ini dia bukan hanya sekadar menggusur warga. Dia merelokasi warga ke rusun yang dia anggap lebih baik dari pada rumah petak milik warga sebelumnya.

Selain itu, Ahok juga memberikan Kartu Jakarta Pintar (KJP) untuk anak-anak mereka termasuk bus sekolah yang siap mengantar jemput.

Kompas.com/Alsadad Rudi Bus transjakarta yang digunakan untuk layanan bus gratis ke Rusunawa Marunda, Jakarta Utara.
Ahok mengatakan, dia tidak begitu saja memindahkan warga ke rusun. Di rusun, sebisa mungkin dia menyediakan fasilitas seperti taman dan perpustakaan untuk warga.

Kata Ahok, sebagai gubernur, dia jauh lebih nyaman jika warganya yang tinggal di lahan negara itu menetap di rusun. Sebab, keamanan mereka terjamin di sana.

"Anak-anak kecelakaan dilindas truk sudah hampir enggak ada. Dulu di daerah padat, rata-rata kelindas truk jadi meninggal. Terus sakit TBC, kamu enggak kasihan anak kamu TBC?" ujar Ahok.

Itulah sebabnya Ahok bersikeras memindahkan warga yang tinggal di lahan negara ke rusun. Sebab, dia yakin rusun merupakan tempat terbaik.

Dia tidak peduli jika banyak yang menentang kebijakannya. Hal yang terpenting adalah dia sudah memindahkan warganya ke tempat yang lebih baik.

"Kalau saya pindahkan orang ke tempat yang tidak baik, saya dilema, nurani saya enggak bisa terima. Tapi kalau saya pindahkan ke tempat yang lebih baik dan ada sekelompok orang yang marah-marah, saya diemin saja," kata Ahok.

Tahun ini, Pemerintah Provinsi DKI memang gencar melakukan sejumlah penertiban. Penertiban besar yang dilakukan Pemprov DKI adalah penertiban Kampung Pulo, Kalijodo, dan Luar Batang.

Kompas TV Ahok: Yang Suka Tinggal di Tempat Kumuh, Pilih Yusril!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com