Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pulsa Listrik Rp 50.000 Dapat 93,2 Kwh di Rusun Tambora, di Rawa Bebek Hanya 36 Kwh

Kompas.com - 10/06/2016, 14:37 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Listrik di Rusunawa Tambora, Jakarta Barat, dan di Rusunawa Rawa Bebek, Jakarta Timur, sama-sama menggunakan listrik bersubsidi, yakni 900 kwh. Meski begitu, harga listrik di kedua rusun tersebut berbeda.

Di Rusun Tambora, penghuni bisa memperoleh 93,2 kwh listrik dengan membeli pulsa listrik sebesar Rp 50.000. Jumlah kwh yang didapat dengan pembelian Rp 50.000 itu sudah dikurangi biaya administrasi Rp 2.500 dan bea PJU 3 persen atau sebesar Rp 1.383.

Hal tersebut terlihat dari struk listrik atas nama Supriyatin, penghuni Tower A Rusun Tambora, yang ditunjukan pengelola rusun kepada Kompas.com.

"Karena subsidi, jatuhnya lebih murah dari token di luar. Rp 20.000 itu bisa untuk dua minggu kalau pemakaian normal," ujar Kepala UPRS Tambora, Rusli, kepada Kompas.com, Jumat (10/6/2016).

Sementara untuk pembelian pulsa listrik sebesar Rp 100.000, penghuni Rusun Tambora bisa memperoleh 191,2 kwh listrik.

"Saya pemakaiannya sedikit, cuma TV sama kipas angin aja paling. Rp 100.000 ini bisa dua bulan," kata Surya (20), penghuni Tower B Rusun Tambora, sambil menunjukkan struk pembelian listrik yang baru saja dibelinya dari pengelola rusun.

Kompas.com/Robertus Belarminus Bambang (61) eks warga Pasar Ikan di Rusun Rawa Bebek menunjukan bukti pembelian listrik dari pengelola. Kamis (9/6/2016)
Hal ini berbeda dengan dengan harga listrik di Rusun Rawa Bebek. Penghuni hanya bisa mendapatkan 36 kwh listrik jika membeli token Rp 50.000. Hal itu diungkapkan salah satu penghuni Rusun Rawa Bebek, Bambang (61).

"Sekarang Rp 50.000 jadi 36 kwh," ujar Bambang, sembari menunjukkan beberapa struk pembelian listrik dari pengelola, Kamis (9/6/2016).

Akibatnya, dalam waktu satu bulan, Bambang harus merogoh kocek lebih dari Rp 150.000 untuk membeli pulsa listrik. Pulsa listrik seharga Rp 50.000 hanya bertahan paling lama sepekan lebih.

Padahal pemakaiannya hanya televisi, kulkas, kipas angin dan untuk lampu di dalam unit rusun.

Kepala Rusun Tambora Rusli mengaku tidak mengetahui adanya perbedaan jumlah kwh yang diperoleh dengan nominal pembelian yang sama di kedua rusun tersebut.

Namun, dia menduga perbedaan itu terjadi karena perbedaan peruntukan Rusun Tambora dan Rusun Rawa Bebek pada awalnya.

"Mungkin tergantung program awalnya. Kalau di sini dari awal memang untuk MBR (masyarakat berpenghasilan rendah)," ucap Rusli.

Berbeda dengan Rusun Tambora, Rusun Rawa Bebek mulanya memang diperuntukan bagi para pekerja dan lajang. Namun, rusun itu kini ditempati oleh warga relokasi Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara.

Kompas TV Diskon Listrik Sudah "Gak" Berlaku
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pelaku Pencabulan 2 Remaja di Kemayoran Warisi Jabatan RT dari Bapaknya

Pelaku Pencabulan 2 Remaja di Kemayoran Warisi Jabatan RT dari Bapaknya

Megapolitan
Sumpah Rizieq Shihab untuk Perangi Mereka yang Terlibat Pembantaian Km 50

Sumpah Rizieq Shihab untuk Perangi Mereka yang Terlibat Pembantaian Km 50

Megapolitan
Keluarga Korban Kebakaran Hotel di Alam Sutera Minta Kasus Diusut Sampai Tuntas

Keluarga Korban Kebakaran Hotel di Alam Sutera Minta Kasus Diusut Sampai Tuntas

Megapolitan
Keseharian Ketua RT di Kemayoran yang Cabuli 2 Remaja, Tak Bekerja dan Hanya Keliling Wilayah

Keseharian Ketua RT di Kemayoran yang Cabuli 2 Remaja, Tak Bekerja dan Hanya Keliling Wilayah

Megapolitan
Keluarga Pertanyakan Kronologi Tewasnya Petugas Sekuriti saat Kebakaran Hotel di Alam Sutera

Keluarga Pertanyakan Kronologi Tewasnya Petugas Sekuriti saat Kebakaran Hotel di Alam Sutera

Megapolitan
Minta Bantuan Otto Hasibuan, Keluarga Terpidana Pembunuhan Vina Tuntut Keadilan

Minta Bantuan Otto Hasibuan, Keluarga Terpidana Pembunuhan Vina Tuntut Keadilan

Megapolitan
Kurir Narkoba di Depok Samarkan 73 Kg Ganja dengan Ikan Asin

Kurir Narkoba di Depok Samarkan 73 Kg Ganja dengan Ikan Asin

Megapolitan
Cerita Keluarga Korban Kebakaran Hotel di Alam Sutera, Terima Kabar Setelah Korban Meninggal

Cerita Keluarga Korban Kebakaran Hotel di Alam Sutera, Terima Kabar Setelah Korban Meninggal

Megapolitan
Ketua RT di Kemayoran Disebut Ketahuan Adik Korban Saat Cabuli 2 Remaja

Ketua RT di Kemayoran Disebut Ketahuan Adik Korban Saat Cabuli 2 Remaja

Megapolitan
Ketua RT yang Cabuli 2 Remaja di Kemayoran Tinggal Serumah dengan Korban

Ketua RT yang Cabuli 2 Remaja di Kemayoran Tinggal Serumah dengan Korban

Megapolitan
Hari Media Sosial, Fahira Idris: Medsos Bawa Peluang Besar bagi Pelaku Industri Kreatif

Hari Media Sosial, Fahira Idris: Medsos Bawa Peluang Besar bagi Pelaku Industri Kreatif

Megapolitan
Polisi: Pelaku Hipnotis di Lampu Merah Pancoran Mengaku Sebagai ‘Ustaz’ Sakti

Polisi: Pelaku Hipnotis di Lampu Merah Pancoran Mengaku Sebagai ‘Ustaz’ Sakti

Megapolitan
Paman dan Kakek yang Diduga Cabuli 2 Anak di Depok Sempat Ditangkap, tetapi Dilepas Lagi

Paman dan Kakek yang Diduga Cabuli 2 Anak di Depok Sempat Ditangkap, tetapi Dilepas Lagi

Megapolitan
Kondisi Hotel di Alam Sutera Usai Kebakaran yang Tewaskan 3 Orang

Kondisi Hotel di Alam Sutera Usai Kebakaran yang Tewaskan 3 Orang

Megapolitan
Seorang Perempuan Jadi Korban Hipnotis di Lampu Merah Pancoran

Seorang Perempuan Jadi Korban Hipnotis di Lampu Merah Pancoran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com