JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Gerindra akan membangun koalisi besar dengan beberapa partai politik lain untuk memenangi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017. Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Mohamad Taufik mengatakan, partainya masih intensif melakukan pendekatan dengan partai politik yang belum menyatakan dukungan terhadap salah satu pasangan calon gubernur dan wakil gubernur.
"Kami jalan terus dan lebih mudahnya karena ada kesamaan bahwa posisi kepartaian menjadi konsep kami," kata Taufik kepada wartawan, Rabu (15/6/2016).
Partai Gerindra berkomunikasi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
PDI-P memiliki 28 kursi di DPRD DKI Jakarta, Gerindra 15 kursi, PKS 11 kursi, PAN 2 kursi, PPP 10 kursi, dan PKB 6 kursi. Jika dijumlahkan, koalisi mereka memiliki 72 kursi.
Jumlah kursi tersebut sudah melewati syarat minimal pencalonan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, yaitu 20 persen dari total anggota DPRD DKI Jakarta atau sekitar 22 kursi.
"Disebut koalisi besar bisa ya. Karena kami sebagai parpol harus menghargai posisi parpol, lucu ya kalau partai politik tidak menghargai dirinya," kata Taufik.
Kini Gerindra tengah menjaring tiga nama bakal calon gubernur DKI Jakarta, yakni mantan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, pengusaha Sandiaga Uno, dan Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra.
"Insya Allah akhir bulan ini kelar ya, mengerucut dari tiga nama itu menjadi satu," ujarnya.
Di sisi lain, tiga partai politik telah mendukung petahana Basuki Tjahaja Purnama pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Ketiga partai tersebut adalah Partai Nasdem, Partai Hanura, dan Partai Golkar.
Jumlah dukungan Basuki di DPRD mencapai 24 kursi. Meski mencukupi untuk diusung melalui parpol, Basuki menegaskan akan maju independen dengan dukungan relawan "Teman Ahok".